ANALISIS PEMBIYAYAAN DALAM PRAKTIK


MANAJEMEN BANK SYARI’AH II
ANALISIS PEMBIAYAAN DALAM PRAKTIK
Dosen Pengampu : A. Husni, M.Sos.I

Description: F:\STAIN Colour.jpg

Di susun Oleh
Cantik Apriliani                    1287334
Narendraestri Larashati       1288634
Eko Susanto                           1287634
Wahyu Citra Anggraini       1289624


Ekonomi Syari’ah (ESy)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Metro
2014
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah swt.Yang telah member nikmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada nabi kita Muhammad saw. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu kami yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat agar dapat mengetahui apa itu analisis pembiayaan serta tujuan diadakannya analisis tersebut. Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Metro, 3 November 2014


Penulis






Daftar Isi

I.         Cover................................................................................................. i
II.      Kata Pengantar................................................................................. ii
III.   Daftar Isi........................................................................................... iii
IV.   BAB I (Pendahuluan)....................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B.     Rumusan Masalah......................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan........................................................................... 1
V.      BAB II (ISI)....................................................................................... 2
A.    Pengertian Analisis biaya.............................................................. 2
B.     Tujuan Analisis Biaya................................................................... 3
C.     Prinsip 6C..................................................................................... 6
D.    Peran Account Officer................................................................... 6
VI.   Penutup............................................................................................. 16
A.    Kesimpulan................................................................................... 16
VII.Daftar Pustaka.................................................................................. 17














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kpercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shohibul maal.Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu analisis pembiayaan?
2.      Apa sajakah tujuan diadakannya analisis pembiayaan?
3.      Apa saja prinsip-prinsip yang berkaitan dengan analisis pembiayaan?
4.      Apa saja peran account officer dalam analisis pembiayaan?

C.    Tujuan Rumusan Masalah
1.      Mengetahui pengertian dari analisis biaya.
2.      Mengetahui tujuan dari diaadakannya analisis biaya.
3.      Mengetahui prinsip-prinsip apa saja yang berkaitan dengan analisis pembiayaan.
4.      Mengetahui apa saja peran account officer dalam analisis biaya.




BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS PEMBIAYAAN DALAM PRAKTIK
A.    PENGERTIAN
Analisis pembiayan atau penilaian pembiayan dilakukan oleh account officer dari suatu lembaga keuangan yang level jabatannya adalah level seksi atau bagian, atau bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk menganilisis permohonan pembiayaan.
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang diberikan mencapai sasaran, dan aman.Artinya, pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antara bank dan costumer sebagai penerima dan pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan.
Untuk mewujudkan hal diatas, perlu dilakukan poersiapan pembiayaan, yaitu dengan mengumpulkan informasi dan data untuk bahan analisis.
Account officerdituntut memiliki keahlian dan keterampilan, baik teknik maupun operasional, serta memiliki penguasaan pengetahuan yang bersifat teoritis.
Kualitas data yang digunakan untuk menganalisis harus dijamin akurat, mutakhir, dan dapat dipercaya.Teknik analisis dilakukan secara cermat dan teliti dengan senantiasa memperhatikan atau berpedoman pada ketentuan yang berlaku mencakup analisis kuantitatif dan kualitatif. Prinsip dasar menganalisis pembiayaan yang lazim, dikenal dengan prinsip 6C, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economic, dan Constrains. [2]
B.     TUJUAN ANALISIS PEMBIAYAAN
Tujuan utama dari analisis permohonan pembiayaan adalah memperoleh keyakinan apakah costumer memiliki kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya secara tertib.Dalam pemberian pembiayaan kepada costumer, ada resiko yang dihadapi, yaitu tidak kembalinya uang yang dipinjamkan kepada costumer.Oleh karena itu, keadaan dan perkembangan costumer harus diikuti secara terus-menerus mulai saat pembiayaan diberikan sampai pembiayaan lunas.Dalam menganalisis pembiayaan, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah kemauan dan kemampuan costumer untuk memenuhi kewajibannya. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah perekonomian atau aktifitas usaha pada umumnya. Mengingat resiko tidak kembalinya uang selalu ada maka setiap pembiayaan harus disertai jaminan yang cukup, sesuai dengan yang ada.[3]

C.     PRINSIP 6 C’S ANALISIS
1.      Character
Adalah keadaan watak atau sifat dari costumer, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha.Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikat atau kemauan costumer untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

2.      Capital
Adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon mudhorib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon mudhorib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan.



3.      Capacity
Adalah kemampuan yang dimiliki calon mudhorib dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.Kegunaan dati penilaian ini adalah untuk mengetahui atau mengukur sampai sejauh mana calon mudhorib mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari hasil usaha yang diperoleh.

4.      Collateral
Adalah barang yang diserahkan mudhorib sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya.Collateral harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial mudhorib kepada bank.

5.      Condition of Economic
Adalah situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan calon mudhorib.

6.      Constraints
Adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya, pendirian suatu usaha pmpa bensin yang disekitarnya banyak bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bara.[4]

D.    PERAN ACCOUNT OFFICER DALAM ANALISIS PEMBIAYAAN
Account officer merupakan point of contact antara pihak bank dan costumer, yang harus memelihara hubungan dengan costumer, dan wajib memonitori seluruh kegiatan costumer secara terus-menerus.[5]


1.      Prosedur Analisis Pembiayaan
Dengan memperhatikan ketentuan umum manajemen pembiayaan, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam prosedur analisis pembiayaan, yaitu:
a.       Berkas dan pencatatan
b.      Data pokok analisis dan pendahuluan
c.       Penelitian data
d.      Penelitian atas realisasi usaha
e.       Penilitian atas rencana usaha
f.       Penilitian dan penilaian barang jaminan
g.      Laporan keuangan dan penelitianna

2.      Aspek-aspek Analisis Pembiayaan dan Perhitungan Pembiayaan
a.       Aspek Yuridis
Di dalam aspek yuridis diberikan beberapa batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisis, yaitu melalui penelitian yang meliputi legalitas pendirian perusahaan, legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang-barang jaminan.
b.      Aspek Pemasaran
Di dalam penelitian aspek pemasaran, hal yang perlu diketahui adalah kemampuan perusahaan memasarkan barang produksi atau jasa hasil perusahaannya baik yang sekarang maupun yang direncanakan.
c.       Aspek Manajemen dan Organisasi
Manajemen sebagai suatu proses tindakan yang sistematis dan berkesinambungan, dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, pada dasarnya dapat dibagi dalam empat kegiatan utama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan serta pengendalian.[6]
Pada aspek organisasi alat analisis yang dapat digunakan dalam penerapan rencana bisnis antara lain adalah model 7S yaitu staff, system, style, structure, skill, strategy, shared value.
d.      Aspek Teknis
Lingkup aspek teknis dalam analisis pembiayaan adalah menilai apakah barang yang diproduksi customer dapat dibuat dengan kualitas yang baik dan dengan biaya produksi yang rendah sehingga laku dijual dan menguntungkan.
e.       Aspek Keuangan
Di dalam menganalisis apek keuangan ini, perlu dibedakan untuk perusahaan yang telah lama berdiri dengan perusahaan baru.
f.       Aspek Jaminan
Penerimaan jaminan pembiayaan merupakan salah satu upaya hukum untuk mengamankan pemberian pembiayaan itu. Walaupun pada prinsipnya, pelunasan pembiayaan diharapkan dapat dilakukan dari proyek atau usaha yang dibiayai dengan pembiayaan tersebut, tetap diharapkan cara pelunasan yang lain melalui penjualan jaminan sekiranya customer wanprestasi di kemudian hari.
g.      Aspek Sosial Ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan
Perlu ditinjau dalam aspek ini adalah pengaruh perusahaan terhadap social ekonomi masyarakat setempat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini antara lain:
1.      Kemungkinan penyerapan tenaga kerja
2.      Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat atau sebaliknya.
3.      Apakah proyek tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat dan agama masyarakat setempat.
4.      Khusus mengenai analisis dampak lingkungan, harus diperhatikan peraturan atau ketentuan pemerintah yang berlaku.[7]

3.      Analisis Resiko dan Critical Point
a.       Analisis Resiko
(i)     Resiko Sifat Usaha
Setiap usaha memiliki sifat dan cirri-ciri khusus yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan usahanya.Setiap kegiatan tersebut juga mengandung tingkat resiko yang berbeda pula.

(ii)   Resiko Geografis
Resiko ini muncul karena factor alam, lingkungan, dan lokasi usaha.Resiko alam misalnya, pertanian dan industri di dekat muara sungai yang sring mengalami banjir. Faktor lingkungan misalnya, mendirikan perindustrian di daerah pemukiman akan ada resiko di protes masyarakat sekelilingnya karena akan menimbulkan polusi. Kemudian factor lokasi misalnya, mendirikan pabrik baja yang jauh dari bahan baku dan pemasaran serta factor-faktor produksi lain akan mempunyai resiko yang lebih tinggi, karena mengeluarkan biaya yang lebih besar.
(iii)  Resiko Politik
Resiko politik ini dapat dianalisis antara lain, dari kestabilan politik, ekonomi, keamanan, social, dan budaya dari suatu Negara atau daerah.
(iv)  Resiko Uncertainty
Resiko ini timbul karena adanya factor ketidakpastian yang menimbulkan spekulasi.[8]

(v)   Resiko Inflasi
Untuk mengatasi resiko ini agar tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan pemberian pembiayaan, perlu diperhitungkan value of money (nilai uang) yangh diperhitungkan dalam cost of fund/money of borrowing agar tidak mengalami kerugian karena penurunan daya beli assetnya yang disalurkan dalam bidang pembiayaan.
(vi)  Resiko Persaingan
Perlu diperhatikan dari resiko ini adalah persaingan antara perusahaan-perusahaan sejenis yang menjadi objek pembiayaan maupun persaingan antara lembaga pembiayaan sendiri yang mebiayai proyek yang sama. Dalam rangka memenangkan persaingan dituntut ada system kerja yang efisien dan efektif, termasuk perencanaan dalam pemberian pembiayaannya.

b.      Critical Point
Critical point dari proyek, yaitu penelitian titik kritis yang akan menjadikan hambatan keberhasilan proyek. Titik kritis ini perlu dirangking bobotnya. Identifikasi titik kritis ini dpat dilihat dari penilaian factor-faktor produksi atau suatu badan usaha yang meliputi man, management, money, material, machine. Method, mentality, macro economy.[9]

4.      Perhitungan Pembiayaan[10]
a)      Pengertian
Perhitungan pembiayaan adalah suatu cara penghitnungan untuk menetapkan besarnya maksimal pembiayaan yang dapat diberikan kepada costumer. Perhitungan pembiayaan dilaksanakan setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap costumer dan tidak terdapat hal-hal yang memberatkan untuk diberikan pembiayaan.Dapat pula dikatakan, perhitungan pembiayaan adalah penilaian terakhir sebelum pembiayaan diusulkan atau disetujui.

b)      Fungsi Pembiayaan dan Hubungannya dengan Perhitungan Pembiayaan
Fungsi pembiayaan bank dalam proyek yang dibiayai adalah untuk membantu kekurangan pembiayaan dalam suatu proyek yang diajukan customer dan telah disetujui oleh lembaga keuangan. Dengan demikian, tujuan perhitungan pembiayaan adalah:
1.    Pembiayaan yang diberikan sesuai dengan keperluan pembiayaan sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan di dalam melaksanakan rencana kerja atau proyek yang diajukan customer telah disteujui oleh bank.
2.    Menetapkan besarnya keseimbangan antara pembiayaan bank dan customer dalam suatu proyek usaha.

c)      Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan Customer
1.      Pembiayaan Modal Kerja
a)      Menghitung jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikurangi dengan dana customer sendiri.
b)      Jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikalikan dengan maksimum presentase tertentu yang ditetapkan bank untuk setiap jenis pembiayaan.
c)      Menghitung kekurangan fasilitas/devisit kas terbesar dengan sarana perhitungan cash flow dikalikan dengan maksimum persentase yang ditetapkan bank (terutama untuk pembiayaan kepada kontraktor).[11]

Apabila terjadi perbedaan dari ketiga cara perhitungan diatas untuk prisip hati-hati, maka yang dapat dipertimbangkan dalam usulan pembiayaanmodal kerja adalah yang menghasilkan perhitungan terendah.

2.      Perhitungan Contingent Liabilities (Non Cash Loan)
Perhitungan ini pada dasarnya sama dengan perhitungan pembiayaan modal kerja. Hanya, dalam fasilitas non cash loan, lazimnya self financial berupa setoran jaminan. Dalam menghitung besar non cash loan, maka harus dikaitkan dengan jumlah kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan fasilitas pembiayaan modal kerja maupun fasilitas non cash loan yang telah diterima. Hal ini untuk menghindari adanya over financial.

3.      Pembiayaan Investasi
Jumlah pembiayaan yang dapat diberikan adalah melalui proses penilaian atas hal-hal berikut :
a.       Rencanakerja/proyek customer dan berapa keperluan pembiayaan.
b.      Kemampuan dana custumer sendiri untuk membiayai rencana tersebut.
c.       Jumlah pembiayaan yang diminta/diperlukan.
d.      Sumber, cara, dan jangka waktu pelunasan pembiayaan.
e.       Penilaian jaminan.
Setelah ditetapkan jumlah maksimum pembiayaan yang dapat diberikan, maka disusun cash flow projection untuk menetapkan rencana-rencana penarikan dan rencana pelunasan customer berikut jangka waktunya.[12]
d)     Pedoman memorandum pembiayaan.
Adalah suatu bentuk proposal yang berisi analisis dari suatu usulan pembiayaan.Penyusunan memorandum pembiayaan merupakan salah satu syarat dalam pengajuan pembiayaan. Secara garis besar memorandum pembiayaan berisi hal-hal berikut :
1.      Tujuan pembiayaan
Tujuan pembiayaan menguraikan tentang :
a.       Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.
b.      Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau keperluan modal kerja.
c.       Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan.
d.      Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada bila ada perubahan terhadap fasilitas pembiayaan terdahulu.

2.      Latar belakang.
Latar belakang berisikan informasi kualitatif mengenai nasabah dan manajemen nasabah yang penting untuk keperluan analisis.

3.      Kondisi usaha.
Kondisi usaha merupakan gambaran tentang kesehatan usaha yang dijalankan nasabah. Informasi yang terkait dengan kondisi usaha adalah :
a.       Posisi nasabah dalam persaingan.
b.      Identifikasi pemasok utama kebutuhan persediaan barang.
c.       Pelanggan-pelanggan utama nasabah.
d.      Prospek masa depan usaha yang dijalankan.
e.       Kondisi persaingan.
f.       Jenis resiko primer yang ada dalam usaha yang dijalankan nasabah.[13]

4.      Analisis keuangan.
Analisis keuangan ditujukan untuk mencermati laporan keuangan perusahaan nasabah, mulai dari neraca, rugi/laba, sampai pada arus kas. Analisis keuangan ini menunjukkan apa dan mengapa terjadi.

5.      Analisis agunan
Pada anlisis agunan atau barang jaminan yang dijaminkan nasabah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Marketability dan nilai agunan.
b.      Ciri khusus dari barang agunan.
c.       Cover asuransi yang memadai dari barang agunan, baik dari segi jenis resiko, nilai penutupan, maupun benofiditas perusahaan asuransi.

6.      Analisis resiko pembiayaan
Pada analisis pembiayaan, diperlukan penjabaran mengenai kemungkinan jenis tingkat risiko yang dapat terjadi pada usaha nasabah dan sejauh mana risiko tersebut dapat membahayakan prospek pelunasan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank.

7.      Kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan dari sebuah hasil analisis harus bersifat ringkas dan jelas, serta memuat rekomendasi atas kebijaksanaan yang diusulkan untuk ditempuh oleh bank. Sebagai acuan, pada kesimpulan harus memuat hal-hal berikut[14] :

a.       Kesimpulan dapat ditarik dari analisis 6C.
b.      Pendapat dan pertimbangan dari hasil seluruh analisis yang telah dilakukan
c.       Rekomendasi atas fasilitas yang diusulkan, memuat struktur pembiayaan dan covenant atau persyaratan umum dan khusus.

5.      Pendekatan dalam analisis pembiayaan
Penilaian analisis permohonan pembiayaan customer ini dapat dilakukan dengan beebrapa pendekatan/approach.Approach dalam proses analisis pembiayaan itu sendiri dapat ditempuh melalui enam tipe yang akan mempunyai pengaruh terhadap bentuk financial approval package (FAP). Approach  tersebut adalah :
a.       Character approach
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan character ini untuk orangh-orang tertentu yang characternya tidak iragukan lagi.Ini merupakan pendekatan pembiayaan yang paling murni, karena kegiatan pembiayaan merupakan suatu kepercayaan.

b.      Collateral approach
Dalam pendekatan ini, pembiayaan akan diberikan apabila calon mudharib mempunyai jaminan yang kuat, memadai, baik ditinjau dari nilai ekonomi yuridis sehingga pembiayaannya menjadi aman.

c.       Repayment approach
Dalam pendekatan ini, penilaian kemampuan pelunasan tidak hanya dilihat dari sumber-sumber dana yang diciptakan oleh kegiatan usaha customer, melainkan juga sumber dana lain, yaitu dari pihak ketiga atau dari likuiditas barang-barnag agunan yang diserahkan oleh customer.[15]
d.      Feasibility approach
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan kelayakan proyek usaha calon mudharib.

e.       Agent of development approach
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini didasrkan pada fungsi bank sebagai agen pembangunan dari suatu system perekonomian. Dengan demikian, bank akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter (monetary device) dari penguasa moneter.

f.       Relationship approach
Model ini digunakan untuk menganalisis pembiayaan-pembiayaan yang diambil alih dari bank laian dan fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan oleh mudharib sebagai kelengkapan atas fasilitas yang telah dinikmatinya misalnya immediate financial, keringana komisi, dan lain-laian, yang mungkin dipertimbangkan bank sepanjang masih menguntungkan. Analisis dalam pendekatan ini dititikbertkan kepada berapa besar pengaruh pemberian suati fasilitas terhadap target keuntungan relationship dengan customer. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyusun customer profitabilityprojection (dengan memasukkan keuntungan dan kerugian yang akan timbul dari fasilitas yang akan diberikan).

6.      Financial approach package
a.         Pengertian
Sebagai penunjang tugas account officer untuk memnuhi prosedur pembiayaan secara efektif, maka diperlukan sarana berupa suatu paket analisis dan persetujuan pembiayaan yang disebut financial approach package (FAP).[16]
b.        Format-format dalam financial approach package
Setiap bentuk/format merupakan suatu bagian integral (paket) untuk member evaluasi dengan seobjektif mungkin atas proses permohonan pembiayaan. Langkah-langkah pembuatannya adalah :
1.      Laporan informasi customer
Tujuan :
a.       Menata informasi kualitatif dari customer
b.      Menyediakan informasi yang jelas dan ringkas tentang customer.
c.       Memodulasikan pengelolaan informasi customer.
d.      Menyediakan cara yang standar.
2.      Laporan kontak dan kunjungan customer
Tujuan :
a.       Membantu unutk mengadakan persiapan kunjungan/kontrak customer.
b.      Membuat dokumentasi atas hasil kunjungan/ kontak customer.
c.       Merinci masalah-masalah yang memerlukan tindak lanjut.
Informasi yang diperoleh :
a.    Daftar topic yang tercakup dalam kunjungan/kontrak customer.
b.    Ringkasan dari hasil kunjungan/kontrak customer.
c.    Daftar perincian untuk langkah-langkah lanjutan serta menetapkan jadwal waktu penyelesaiannya.
3.      Analisis keuangan atau spread sheet
Tujuan:
a.       Memperoleh informasi keuangan customer.
b.      Mempercepat analisis keuangan
c.       Mempercepat hasil proyeksi keuangan.[17]
c.         Konversi rekening
Untuk dapat menggunakan model spread sheet ini, rekening-rekening yang ada pada neraca dab rugi/laba customer terlebih dahulu konversikan ke dalam spread sheet.[18]



























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Analisis pembiayan atau penilaian pembiayan dilakukan oleh account officer dari suatu lembaga keuangan yang level jabatannya adalah level seksi atau bagian, atau bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk menganilisis permohonan pembiayaan.
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang diberikan mencapai sasaran, dan aman.Artinya, pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antara bank dan costumer sebagai penerima dan pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan.






DAFTAR PUSTAKA

Veitzhal Riva’I, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Veithzal rivai, andria permata viethzal,  Islamic financial management, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008)


[1]           Veitzhal Riva’I, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)

[2]               Veithzal rivai, andria permata viethzal,  Islamic financial management, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008), hal.347
[3]Ibid, hal. 347
[4] Ibid, hal.352
[5]Ibid, hal. 353
[6]Ibid, hal. 369
[7]Ibid, hal.440
[8]Ibid, hal. 442
[9]Ibid, hal. 442
[10]Ibid, hal. 443
[11]Ibid, hal. 443
[12]Ibid, hal. 445
[13] Ibid, hal.447
[14]Ibid, hal. 448
[15][15] Ibid, hal.449
[16]Ibid, hal. 454
[17] Ibid, hal.457
[18] Ibid, hal.458

Ditulis Oleh : faisalsaleh

Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel ANALISIS PEMBIYAYAAN DALAM PRAKTIK. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikelANALISIS PEMBIYAYAAN DALAM PRAKTIK ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih.

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts :