Audit Investasi

BAB I
PEMBAHASAN


A.    Pengujian Subtantif Terhadap Investasi
a.      Deskripsi Investasi
Investasi merupakan penanaman uang diluar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perushaan.
b.      Tujuan Investasi
Menurut tujuanya, investasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
a.a Investasi Jangka Pendek (temporary investment)
      umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti sham, obligasi, surat berharga yang lain) yang harga pasaranya relative setabil. Tujuan pokok pembelian ini adalah menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan.
Investasi ini disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancer.
a.b Investasi Jangka Panjang (long-term investment).
      Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini dalah memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepimilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancer dalam kelompok tersendiri.
      Investasi ini dapat berupa surat berharga (seperti sham, obligasi, surat,piutang hipotek, wesel, piutang) atau berupa persekot kepada perusahaan afilasi, dana khusus (seperti singking fund, dana pensiun), dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah untuk ekspansi pabrik).
     
c.       PRINSIP  AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN  INVESTASI DI NERACA.
Sebelum membahs pengujian subtantif terhadap investasi perlu diktahui lebih dahulu prinsip akutansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca berikut ini:
a)      Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi  yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Jika jumlah material investasi ini disajikan terpisah dengan judul “Investasi”. Jika jumlahnya kecil, investasi jangka panjang ini disajikan dengan judul “Aktiva Lain-Lain”. “Investasi yang tujuanya untuk menyediakan modal kerja, disajikan di neraca dalam kelompok active lancer dengan judul “Surat Berharga”.

b)       Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca, nilai yang lebih tinggi harus di cantumkan di dalam tanda kurung.

c)      Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus di sajikan didalam tanda kurung seperti hal nya dengan investasi jangka pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang tersebut turun dalam jumlah yang material, dan diperkirakan penurunan nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan.



d)     Harus  di  cantumkan  pengungkapan  yang  cukup  jika  investasi  jangka  pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan uang.

e)      Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

f)       Obligasi  atau  saham  yang  dikeluarkan  oleh  klien,  yang  dibeli  kembali  sebagai treasury  bond,  treasury  stock, disimpan  dalam  dana  khusus  sebaiknya  disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.

g)      Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan diluar usaha.

h)      Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba.

i)        Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material jumlahnya,  harus  disajikan  secara  terpisah  di  dalam  laporan  rugi-laba  dalam kelompok “penghasilan di luar usaha.

j)        Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.

k)      Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang di keluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba          atau     rugi      diperlakukan   sebagai tambahan        atau pengurangan unsur modal.


d.      Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Investasi
         Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :

a)      Memperoleh  keyakinan  tentang  keandalan  catatan  akuntansi  yang  bersangkutan dengan investasi.

b)      Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.

c)       Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.

d)      Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik klien.
e)       Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca.

f)        Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.

e.       BAGAN TUJUAN AUDIT DAN PROSEDUR AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP  INVESTASI
 






Saldo Akun Investasi yang Sesungguhnya

 
Saldo Akun Investasi
yang Disajikan dalam
Laporan Keuangan

 
 











Dalam gambar diatas terlihat jelas bahwa tujuan utama pengujian subtantif terhadap investasi adalah membuktikan bahwa saldo akun investasi sementara dan akun investasi jangka panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun-akun tersebut sesyungguhnya pada tanggal tersebut.
      Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian subtantif yang digolongkan ke dalam lima kelompok :
1.    Proses audit awal
2.    Prosedur analitik
3.    Pengujian transaksi rinci
4.    Pengujian terhadap saldo akun rinci
5.    Verivikasi penyajian dan pengungkapan
Kelima kelompok pengujian subtantif tersebut ditujuakan untuk memverifikasi lima akserasi manajemen yang terkandung dalam akun investasi sementara dan jangka panjang
1.    Keberadaan dan keterjadian
2.    Kelengkapan
3.    Hak kepemilikan
4.    Penilaian
5.    Penyajian dan pengungkapan
`
f.       Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akutansi yang bersangkutan dengan investasi
Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo investasi yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akutansi yang mendukung invormasi investasi yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi yang dicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar dan selanjutya ke register bukti kas keluar dan jurnal penerimaan kas, dan buku pembantu investasi.


g.      Membuktikan aserasi keberadaan dan keterjadian investasi yang dicantumkan di neraca
Auditor membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan menceminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, Auditor melakukan berbagai pengujian subtantif berikut ini:
1.      Pengujian analitik
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi.
3.      Inspeksi terhadap skuritas yang da pada tangan klien
4.      Konfirmasi sekuritas yang beradadi tangan pihak luar
h.      Membuktikan aserasi kelengkapan investasi yang dicantumkan di neraca
Membuktikan bahwa investasi yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan ionvestasi dalam tahun audit, Auditor melakukan berbagai pengujian subtantif berikut ini:
1.      Pengujian analitik
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi.
3.      Inspeksi terhadap skuritas yang da pada tangan klien
4.      Konfirmasi sekuritas yang beradadi tangan pihak luar

i.        Membuktikan aserasi hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca
Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini :
1.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi
2.      Konfirmasi sekuritasyang berdada pada tangan pihak luar.
j.        Membuktikan aserasi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akutansi berterima umum. Pengujian subtantif terhdap investasi diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan aserasi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neracanya sesuai dengan prinsip akutansi berterima umum.
Satu-satunya cara pengujian subtantrif untuk membuktikan aserasi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan investasi di neraca yang diaudit dengan prinsip akutansi berterima umum melalui berbagai prosedur, diantaranya :
1.      Pemerikasaan terhadap klasifikasi surat berharga sebgai investasi sementara dan jangka panjang.
2.      Pemerikasaan terhadp investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.[1]

k.    Program Pengujian Substantif Terhadap  Investasi

a.        Prosedur Audit Awal


 
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :










B.     Prosedur Auditing  Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, audito melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukung nya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi invormasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1.      Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan di dalam buku besar.
2.      Hitung kembali saldo akun investasi di buku besar.
3.      Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
4.      Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi.
5.       Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan.
6.      Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control investasi di buku besar.
Rerangka prosedur audit awal yang diteraokan dalam pengujian substantive terhadap investasi adalah sama dengan yang dilukiskan dalam gambar 13.3 prosedur  audit awal dalam pengujian subsantif atas akun yang disajikan dalam lapoan keuangan. Berikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantive terhadap investasi.

Usut Saldo Investasi Yang Tercantum Di Neraca Ke Saldo Akun Investasi Yang Bersangkutan Di Dalam Buku Besar : Untuk memperoleh keyakina bahwa saldo investasi yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatanya, maka saldo investasi yang dicantumkan di neraca diusut kea kun buku besar berikut ini :
Investasi Sementara : Akun ini digunakan untuk  menampung transaksi pembelian dan penjualan surat berharga sebagai investasi sementara.
Investasi Jangka Panjang : Kelompok akun ini terdiri dari rekening-rekening : Investasi Saham, Investasi Obligasi, Piutang Hipotek, Piutang Wesel, Piutang Kepada Perusahaan Afiliasi, Dana Pelunasan Obligasi, Dana Pension, Dan Aktiva Tetap Untukekspansi.
Hitung Kembali Saldo Akun Investasi Di Dalam Buku Besar : Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun investasi, auditor menghitung kembali saldo akun investasi sementara dan investasi jangka panjang, dengan cara menambah saldo awal dengan juml;ah pendebitan dan menguranginya dengan jumblah pengkreditan tiap-tiap akun tersebut.
Usut Saldo Awal Akun Investasi Ke Kertas Kerja Tahun Yang Lalu : Sebelum auditor melakukan pengujian  terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun investasi, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
Lakukan Review Terhadap Mutasi Luar Biasa Dalam Jumlah Dan Sumber Posting Dalam Akun Investasi : ketidak beresan dalam transaksi penmbelian dan penjualan investasi dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun investasi.
Usut Posting Pendebitan Dan Pengkreditan Akun Investasi Kedalam Jurnal Yang Bersangkutan : Pendebitan dalam akun investasi sementara dan investasi jangka panjang diusut ke register bukti kas keluaran dan pengkreditan ke rekening-rekening tersebut diusut ke jurnal penerimaan kas untuk memperoleh keyakina bahwa mutasi penambhan dan pengurangan investasi berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
Lakukan Rekonsiliasi Buku Pembantu Investasi Dengan Akun Kontrol Investasi Di Dalam Buku Besar : saldo akun kontrol investasi di dalam buku besar tersebut kemudian dicocokan dengan jumlah saldo akun pembantu investasi untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntasi klien yang bersangkutan dengan investasi dapat dipercaya ketelitian nya.

PROSEDUR AWAL
Sebelum melaksanakan pengujian substantive lainya dalam program audit, auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja priode sebelum nya. Selain itu, perbandingan ini akan mengonfirmasikan bahwa setiap penyesuaian yang di anggap perlu pada penyelesaian audit sebelumnya dan yang dicerminkan dalam laporan keuangan yang diterbitkan pada priode sebelumnya juga telah dibukukan dengan tepat dan diteruskan ke muka. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan matematis dan skedul penambhan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama priode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvhouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam akun buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan. Skedul ini kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk beberapa dari prosedur audit lainya. Gambar 17.5 mengilustrasikan suatu skedul lembar utama auditor untuk aktiva tetap dan akumulasi penyusutan.

keterangan

Pengujian Substantif
Tujuan audit
Saldo akun
EO
C
RO
VA#
PD#
Prosedur awal





































Prosedur analitis
1.      Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry serta menentukan :
a.       Signifikansi aktiva tetap dan perubahan aktiva tetap bagi entitas.
b.      Pendorong ekonomi kunci yangh mempengaruhi akuisisi perusahaan atas aktiva tetap.
c.       Standar industri sejauh mana entitas tersebut  bersifat pada modal dan dampak aktiva tetap terhadap laba.
2.      Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan mendapat pengujian lebih lanjut.
a.       Menelusuri saldo awal aktiva tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas kerja tahun sebelumnya.
b.      Mereview aktivitas dalam akun buku besar aktiva tetap dan beban penyusutan serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumber nya.
c.       Mendapatkan sekedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan aktiva tetap yang disiapkan klien, dan menentukan bahwa hal itu scara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang disiapkan darinya dengan :
i.                    Melakukan footing dan crossfhoting skedul serta merekonsiliasi totaql dengan kenaikan atau penurunan saldo buku besar yang berkaitan selama priode berjalan.
ii.                  Menguji kecocokan pos-pos pada skedul dengan ayat jurnal dalam akun buku besar yang bertalian.
3.      Melaksanakan prosedur analitis
a.       Mengembangkan ekspektasi atas aktiva tetap dengan menggunakan pengetahuan tentang aktivitas industry dan bisnis entitas tersebut.
b.      Menghitung rasio :
i.                    Perputaran aktiva tetap
ii.                  Beban penyusutan sebgai pertsentase dari penjualan
iii.                Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan
iv.                Tingkat pengembalian atas aktiva[2]












































C.    PROSEDUR ANALITIS
Standar Auditing (SA) Seksi 329 (PSA No. 22), Prosedur Analitis, mendefinisikan prosedur analitis bagian penting dalam proses audit dan terdiri atas evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan.[3] Prosedur analitis dapat berkisar mulai dari penggunaan perbandingan yang sederhana sampai pemakaian model yang rumit. Aplikasi prosedur analitis yang benar mengharuskan auditor menguasai pengetahuan mengenai bisnis dan industri klien. Tanpa adanya pengetahuan seperti itu, auditor barangkali tidak mampu mengembangkan prosedur analitis yang tepat atau mengevaluasi secara benar hasil tes seperti itu.
Tujuan prosedur analitis meliputi:[4]
1.      Sebagai alat bantu auditor dalam perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya.
2.      Sebagai suatu tes substantif untuk mengumpilkan bahan bukti mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau golongan transaksi.
3.      Sebagai suatu telaah menyeluruh terhadap informasi keuangan dalam tahap telaah akhir audit.
Prosedur analitis diharuskan untuk dipakai dalam tahap perencanaan dan telaah menyeluruh semua audit laporan keuangan yang dilaksanakan menurut Standar Professional Akuntan Publik. Kendatipun demikian, auditor sepantasnya mempertimbangkan penerapan prosedur analitis untuk ketiga tujuan di atas karena prosedur seperti itu biasanya efektif dalam mendeteksi kesalahan. Selain itu, prosedur analitis tidak memakan banyak biaya.
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Pembahasan terdahulu mengenai pengetahuan bisnis dan industri serta risiko prosedur analitis menentukan prosedur yang dapat dijalankan auditor untuk menilai kelayakan saldo‑saldo aktiva tetap, beban penyusutan, beban perbaikan dan pemeliharaan, serta beban yang berkaitan dengan lease operasi. Ketika melakukan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme professional yang layak dan menyelidiki hasil‑hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka stategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.[5] Pengujian substansi ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap: (1) Penambahan, (2) Pelepasan, serta (3) Raparasi dan pemeliharaan.[6]
1.      Memvouching penambahan aktiva tetap
Semua penambahan normal harus didukung oleh dokumentasi berupa ororisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi. Jika ada banyak transaksi maka vouching dapat dilakukan atas dasar pengujian. Dalam melaksanakan pengujian ini, auditor menegaskan bahwa pengakuan akuntansi yang tetap telah diberikan untuk biaya instalasi, angkutan dan yang sejenis. Untuk konstruksi dalam pelaksanaan, auditor dapat menelaah kontrak dan kpenambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence EO1), hak dan kewajiban (right and obigation RO1) dan penilaian atau alokasi (valluation or allocation VA2).
2.      Memvouching pelepasan aktiva tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan dan tukar-tambah harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran ka, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan ketepatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada. Prosedur berikut dapat juga berguna bagi auditor dalam menentukan apakah semua penarikan telah dicatat:
a.       Menganalisis akun pendapatan rupa-rupa untuk hasil dari penjualan aktiva tetap.
b.      Menyelidiki disposisi fasilitas yang berkaitan dengan lini produk atau operasi yang dihentikan.
c.       Menelusuri penarikan pesanan kerja dan ororisasi untuk penarikan ke catatan akuntansi.
d.      Mereview polis asuransi untuk mengakhiri atau mengurangi penanggungan.
e.       Melakukan tanya-jawab dengan menajemen tentang penarikan.
Bukti-bukti yang mendukung keabsahan transaksi yang mengurangi saldo aktiva tetap berkaitan dengan asersi kelengkapan. Bukti-bukti yang diperoleh ketika mengaudit pelepasan aktiva tetap dapat membantu dalam mengaudit beban penyusutan. Kerugian yang signifikan dapat menunjukkan bahwa estimasi penyusutan mungkin kurang memadai. Sementara keuntungan yang signifikan dapat menunjukkan bahwa klien terlalu agresif dalam menyusutkan aktiva.
3.      Mereview ayat jurnal beban reparasi dan pemeliharaan.
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menetukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembedaan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Sesuai dengan itu, auditor harus menscan masing-masing beban untuk mengidentifikasi jumlah yang cukup material yang akan dikapitalisasi. Untuk pos-pos ini, auditor harus memeriksa dokumen pendukung, seperti faktur penjualan, pesanan kerja perusahaan dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian.
Konsistensi meliputi penentuan apakah kriteria perusahaan atas pembedaan antara pengeluaran modal dan pendapatan sama seperti dalam tahun-tahun sebelumnya. Analisis  ayat jurnal beban reparasi juga menghasilkan bukti tentang penilaian aktiva tetap. Selain itu, analisis itu juga dapat mengungkapkan kesalahan klasifikasi dalam akun-akun yang berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

Prosedur analitis atas saldo investasi meliputi keterkaitan di antara akun akun tertentu dalam periode berjalan, dan analisis rasio tertentu. Hasil rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan data klien sebelumnya, atau dengan ekspektasi dalam anggaran.
Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain:[7]
1.      Tingkat ROI (Return on Investment) investasi. Rasio ini diperoleh dengan menentukan jumlah pendapatan dari investasi kemudian dibagi dengan total nilai investasi.
2.      Rasio investasi pertotal asset.
Perbedaan perbandingan yang tidak diharapkan mengindikasikan adanya penyimpangan berkaitan dengan asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian, atau alokasi, dan penyajian pengungkapan. Sebagai contoh: penyelidikan mengenai hasil penjualan saham yang lebih tinggi daripada yang diharapkan dapat disebabkan karena pencatatan yang salah mengenai unrealized gain dari peningkatan nilai wajar dalam rekening pendapatan untuk penjualan surat berharga daripada dalam rekening ekuitas untuk unrealized gain penjualan surat berharga.
Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan penyimpangan atau fluktuasi yang tidak masuk akal, maka auditor akan mengekstensifkan pengujian substansi saldo investasi. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian dan pengalokasian.[8]
Pada tahap awal pengujian substansi terhadap investasi, pengujian analitis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai rasio berikut ini:[9]
No.
Ratio
Formula
1
Ratio investasi sementara dengan aktiva lancar.
Investasi sementara : Total aktiva lancer
2
Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar.
Investasi jangka panjang : Total aktiva lancer
3
Rate of Returns tiap tiap golongan investasi.
Pendapatan bunga : Rerata investasi golongan investasi tertentu.

Lakukan analisis hasil prosedur analitis dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industry, jumlah yang dianggarkan, atau data lain. Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu. Perbandingan ini membantu auditor untu mengungkapkan:[10]
1.      Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa.
2.      Perubahan akuntansi.
3.      Perubahan usaha.
4.      Fluktuasi acak, atau
5.      Salah saji.
D.    Pengujian Terhadap Akun Rinci
Pengujian terhadap akun rinci dibagi menjadi tiga yaitu keberadaan,kepemilikan dan penilaian.
1.      Pengujian keberadaan
a.       Mempelajari Notulen rapat Pemegang Saham Dan Dereksi
Penanaman saham diluar perusahaan,terutama yang bersifat jangka panjang biasanya memperlukan otorisasi dari pemilik perusahaan. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham untuk mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang saham telah membuat keputusan yang berhubungan dengan penanaman dana perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang. Penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang juga memerlukan otorisasi dari pemegang saham.  Dalam memeriksa mutasi investasi jangka panjang, auditor menguji apakah setiap penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang telah mendapatkan otorisasi dari yang berwewenang tersebut. Investasi jangka pendek biasanya dikelola oleh direktur keuangan. Oleh karena itu, dalam melakukan pengujian substantif terhadap investasi jangka pendek, auditor juga perlu mempelajari notulen rapat direksi untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan investasi jangka pendek kliennya.[11]

b.      Minta Daftar Surat Berharga Yang Ada Ditangan Klien Dan Melakukan Perhitungan Dan Inspeksi Terhadap Sertifikat Surat Berharga Tersebut.
Langka selanjutnya setelah auditor mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat direksi, auditor kemudian memimta klien untuk membuat daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca. Jika daftar investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka auditor harus menguji ketelitian informasi yang tercantum didalamnya dengan melakukan prosedur audit berikut ini:
1)      Melakukan rekonsiliasi sejumlah kos investasi yang tercantum didalam daftar tersebut dengan akun kontrol investasi yang bersangkutan dudalam buku besar.
2)      Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum didalam daftar tersebut kedalam buku pembantu investasi.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang tercantum didalam daftar tersebut, auditor melakukan pengamatan fisik dan penghitungan terhadap sertifikat surat berharga yang berada ditangan klien pada tanggal neraca.
c.       Kirimkan Konfirmasi Tentang Surat Berharga Milik Klien Yang Berada Di Tangan Pihak Lain.
Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca, misalnya dipegang oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien, auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang sertifikat tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien dineraca. Dalam surat konfirmasi tersebut auditor menanyakan mengenai nomor seri surat berharga, tarif bunga, nilai nomor, dan nama yang tercantumkan di atasnya.
d.      Lakukan Rekonsiliasi Antara Surat Berharga Yang Dihitung Dengan Hasil Konfirmasi Dan Jumlah Yang Disajikan Di Neraca.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan dineraca, informasi hasil perhitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan jawaban konfirmasi dari pemegang sertifikat investasi klien dicocokan dengan jumlah investasi yang di cantumkan dineraca.[12]
Dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di laporan posisi keuangan, auditor melakukan enam prosedur audit. dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1.      Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut.
a.       Usut saldo investasi yang tercantum di lap. Posisi keuangan ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar.
b.      Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
c.       Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi.
d.      Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
e.       Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
f.       Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu investasi.[13]
2.      Pengujian kepemilikan
a.       Lakukan Inspeksi Dan Pemeriksaan Terhadap Polis Asuransi Surat Berharga.
Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari resiko kecurangan. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien dapat memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat berharga yang dicantumkan di neraca.
b.      Minta Konfirmasi Mengenai Surat Berharga Yang Dijadikan Jaminan Penarikan Utang
Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saat auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi dari bank. Informasi yang dimintakan konfirmasi dari bank meliputi :
a)      Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca
b)      Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal jatuh tempo, bunga, dan jenis jaminan yang bersangkutan dengan utang tersebut.
c)      Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena klien menanggung utang yang ditarik oleh pihak lain atau mendiskontokan wesel tagih.
d)     Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.
                 Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui jenis, tarif dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang di jaminan dalam penarikan utang.[14]
3.      Pengujian penilaian
a.       Bandingkan Metode Penilaian Investasi Yang Digunakan Oleh Klien Dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum Di Indonesia.
Menurut prinsip akuantansi berterima umum di Indonesia, investasi harus disajikan di neraca dengan cara tertentu seperti disebutkan diatas, auditor menbandingkan metode penilaian invesatasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
-          Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank
-          Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien

b.      Bandingkan Nilai Investasi Dengan Harga Pasar Surat Berharga.
Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya, auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga. [15]

Keberadaan, Kepemilikan, dan Kelengkapan Prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk memperoleh bukti tentang keberadaan, kepemilikan, dan kelengkapan investasi akan bervariasi menurut tipe investasi dan penilaian auditor mengenai risiko audit. Prosedur tersebut harus mencakup satu atau lebih prosedur berikut ini:
a)        Inspeksi fisik
b)        Konfirmasi dengan penerbit (issuer)
c)        Konfirmasi dengan kustodian
d)       Konfirmasi dengan pialang mengenai transaksi yang belum diselesaikan.
e)        Konfirmasi dengan pihak imbangan (counterparty)
f)         Membaca perjanjian pelaksanaan kemitraan atau perjanjian sejenis Lebih jauh, auditor harus mempertimbangkan panduan dalam SA Seksi 324 [PSA NO, 61] Pelaporan atas Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa, jika entitas memperoleh salah satu atau kedua jasa berikut ini dari organisasi lain:
a.       Melaksanakan transaksi investasi dan menyelenggarakan akuntabilitas yang bersangkutan,
b.      Mencatat transaksi investasi dan memproses data yang berkaitan.[16]
E.     Pengujian terhadap Transaksi Rinci
Pengujian-pengujian  substantive mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.
1)        Pencocokan Tambahan Aktiva Tetap dengan Bukti Pendukung
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi (AT1). Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-AT1), hak dan kewajiban (rights and obligations – HK1) dan penilaian atau alokasi (valuation or allocation – NA2).
2)        Pencocokan Penghentian Aktiva Tetap ke Dokumen Pendukung
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, (jika ada).


3)        Review Ayat Jurnal atas Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual, pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (AT3).[17]
Selain itu, keandalan saldo akun sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi yang didebit dan dikreditkan ke dalam akun tersebut. Oleh karenanya auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang mendebit dan/atau mengkredit akun yang bersangkutan. Keandalan saldo akun ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi yang berkaitan.
Adapun hal lain, auditor memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi, menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit, menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga, menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.[18]* Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga yang dimilki oleh klien pada tanggal neraca
Untuk membuktikan hak milik klien atas surat berharga yang berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga tersebut. Otoritas pemerolehan dan penjualan investasi jangka pendek umumnya hanya berasal dari direktur keuangan atau pejabat yang lebih rendah seperti manajer keuangan. Dalam melaksanakan pengujian substansi terhadap pemerolehan investasi jang pendek yang ada pada tanggal neraca, auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi pembelian investasi jangka pendek , dan memeriksa otoritas yang tercantum di dalam bukti kas keluar yang bersangkutan. Prosedur pemeriksaan ini merupakan pengujian dengan ganda (dual purpose test) yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian kepatuhan guna membuktikan adanya otoritas atas pemerolehan surat berharga dan pengujian substansi guna membuktikan hak pemilik klien atas surat berharga yang ada di tangannya pada tanggal neraca.dengan memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan investasi, auditor dapat mengetahui apakah nama klien terdapat di dalam dokumen pendukung tersebut.
Di dalam periode yang diperiksa basanya transaksi mutasi investasi jangka panjang tidak banyak jumlahnya. Auditor dapat melakukan analisis terhadap pendebitan akun investasi jangka panjang yang terjadi dalam tahun yang diperiksa.kemudian auditor melakukan pemeriksaan terhadap pendebitan akun tersebut, yaitu dengan memeriksa bukti kas keluar yang merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi pemerolehan investasi jangka panjang. Dalam pengujian kepatuhan auditor memeriksa apakah bukti kas keluar yang menjadi dokumen sumber dalam transaksi pemerolehan investasi jangkapanjang tersebut mendapat otoritas dari yang berwenang dan apakah tersebut sesuai dengan otoritas yang tercantum di dalam notulen rapat pemegang saham. Dalam pengujian substansi auditor berusaha memperoleh informasi mengenai hak pemilikan klien atas investasi jangka panjang yang ada pada tanggal neraca.[19]
1.        Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit
Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok akun pendapatan di luar usaha. Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan dividen tersebut, auditor menganilisis akun “Pendapatan Investasi” yang terdapat dalam kelompok pendapatan di luar usaha dan mengusut pendapatan yang dicatat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti memorial (untuk mencatat piutang bunga). Auditor kemudian menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen berdasarkan informasi yang tercantum dalam sertifikat surat berharga (tarif bunga, tanggal pembayaran bunga, dan nominal surat berharga).
2.        Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga
Investasi dalam surat berharga menimbulkan dua macam pendapatan: (1) pendapatan bunga dan (2) capital gain/loss. Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan dividen auditor di samping menghitung kembali pendapatan bunga yang menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga melakukan peghitungan kembali capital gain/loss yang dicatat oleh klien dalam tahun yang diperiksa. Capital gain/loss yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung dengan cara mengurangi hasil penjualan surat berharga dengan kos surat berharga yang dijual.
3.        Htung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi
Penjualan surat berharga menimbulkan laba atau rugi yang merupakan selisih hasil penjualan dengan kos surat berharga yang dijual. Dalam memverifikasi nilai investasi yang dicantumkan dineraca, auditor memeriksa dokumen yang mendukung penjualan investasi, dan sekaligus menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi tersebut.
4.        Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu investasi dan mengusut transaksi pembelian surat berharga dalam peride sekitar tanggal neraca ke dokumen pendukungnya (buksi kas keluar dan fajtur dari makelar surat berharga). Dari pemeriksaan atas dokumen pembelian surat berharga tersebut auditor akan dapat menemukan kemungkinan ketidaktepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi pemerolehan surat berharga.[20]
5.        Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu investasi dan mengusut transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca ke dokumn pendukungnya (bukti kas masuk). Dari pemerikasaan atas dokumen penjualan surat berharga tersebut auditor akan dapat menemukan kemungkinan ketidaktepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi penjualan surat berharga.
6.        Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi
Pengujian substansi terhadap investasi meliputi pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi pembelian surat berharga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keajaran penentuan kos investasi. Karena kos investasi di samping ditentukan oleh transaksi pemerolehaninvestasi, juga dipengaruhi oleh transaksi penjualan investasi, maka dalam memverifikasi penilaian investasi, auditor memeriksa bukti yang mendukung transaksi penjualan surat berharga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi penjualan surat berharga untuk menentukan ketelitian pengkreditan akun investasi dan penentuan laba dan rugi yang timbul dari transaksi tersebut.

F.     VERIFIKASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN INVESTASI DI NERACA

Periksa klarifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa. **
A.    Bentuk-bentuk Investasi Jangka Panjang[21]
Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau obligasi. Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya.
B.     Properti Investasi Jangka Panjang
Berbagai macam properti bisa kita lihat, mulai dari tanah, rumah, ruko dan lain-lain. Yang paling penting di dalam mengambil investasi jangka panjang ini adalah kejelian Anda dalam melihat kondisi masa depan dari daerah tempat properti tersebut berada. Mengambil properti di daerah yang sedang berkembang pesat adalah salah satu cara untuk memperoleh keuntungan yang besar dari investasi ini secepat-cepatnya.
Selain properti, investasi jangka panjang yang juga bisa Anda ambil adalah membeli dan menyimpan emas dan berbagai logam mulia. Harga emas dan logam mulia ini juga akan cenderung terus naik karena sifatnya yang berupa bahan tambang yang terbatas.Kondisi ekonomi dunia yang sering tidak stabil juga merupakan salah satu pemicu naiknya harga emas dan logam mulia. Oleh karena itu membeli dan menyimpan emas serta logam mulia untuk jangka panjang bisa menjadi alternatif yang bisa Anda pilih. Saham juga merupakan salah satu Investasi Jangka Panjang. Walau demikian, ada pula yang memperdagangkan saham dalam jangka pendek.

C. Jenis- Jenis Investasi Jangka Panjang
a. Saham
Sebuah perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari para investor dengan mengeluarkan atau menerbitkan saham. Berbeda dengan obligasi, saham adalah sebuah pernyataan dan bukan merupakan surat hutang dan tidak ditebus penerbitnya.
b. Reksa Dana (Mutual Funds).
Para investor dapat melakukan nvestasi namun tidak langsung yakni menggunakan perantaraan perusahaan reksa dana. Dana-dana yang terkumpul dari para investor dalam jumlah yang cukup besar akan meningkatkan posisi tawa-menawar dari perusahaan reksa dana.
c. Investasi Program Pensiun
Perusahaan asuaransi di Indonesi begitu banyak dan sudah menjamur dengan memasarkan dan memperkenalkan produk-produk unggulannya yang dipadukan dengan program investasi dana pensiun. Apabila tiba masa pensiun, investor akan mendapatkan sejumlah dana yang berasal dari hasil pengembangan dari pihak perusahaan asuransi. Namun investasi dan aprogram pensium ini tidak banyak meghasilkan bunga dibanding menabung pada sebuah bank tertentu yang sifat bunganya lebih besar dan tidak menentu dibanding dengan investasi dana pensiun. besar keuntungan dan bunga yang diperoleh tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari perusahaan asuransi.

d. Investasi Emas
Emas yang termasuk dalam logam mulia 99,99% merupakan salah satu logam berharga dan langka yang kehadirannya dapat diterima oleh kalangan umum. Emas yang sifatnya mudah dibentuk dan sering digunakan sebagai perhiasan menjadikan emas sebagai alat investasi yang aman dan menguntungkan. Dalam keadaan yang tidak menentu, banyak orang beralin investasi ke emas karena emas memiliki nilai jual yang lebih stabil dan dianggap sebagai pengganti mata uang tanpa batasan asset yang penting dan aman kapan saja bisa diuangkan saat dibutuhkan. Nilai tukar US Dollar yang sama dan searah dengan emas, membuat investor beralih investasi ke emas dengan keuntungan yang berlipat apabila harga jual beli emas sedang melonjak naik.
e. Obligasi
Obligasi adalah surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi dan harus dilunasi pada tanggal jatuh temponya. Adakalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Kalau diterima oleh pemegang obligasi yang berbentuk badan, dengan rekarakterisasoi sebagai deviden, bagian keuntungan yang diterima itu tidak dikenakkan pajak. Namun, bagi pembayar bunga yang direkarakterisasi sebagi deviden itu bukan merupakan biaya pengurang penghasilan. Karena pada saat jatuh temponya, obligasi akan dibayar (kembali) sejumlah nominalnya, agio obligasi merupakan kerugian bagi investor dan sebaliknya disagio merupakan penghasilan.
f. Investasi dalam Aktiva Lain-lain
Perusahaan dapat melakukan investasi pada aktiva lain-lain, misalnya tanah dan bangunan atau properti. Selain karena ada kelebihan dana, investasi itu dimaksudkan untuk keperluan ekspansi masa yang akan datang. Penghasilan dari investasi itu pada umumnya merupakan penghasilan kena pajak. Begitu juga dengan keuntungannya apabila investasi itu dijual.

D. Pedoman Umum Penyajian dan Pengungkapan[22]
1.         Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung-jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan konsolidasi disajikan untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan yang meliputi posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan, yang secara ekonomis dianggap merupakan satu kesatuan usaha. Para pengguna laporan keuangan pada umumnya ingin mengetahui dan mendapatkan informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.

2.         Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan
Manajemen Emiten atau Perusahaan Publik bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

3.         Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
4.         Bahasa Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus dibuat dalam bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, maka laporan keuangan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai acuan adalahlaporan keuangan dalam bahasa Indonesia.
5.         Mata Uang Pelaporan
Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. Mata uang selain Rupiah dapat digunakan sebagai mata uang pelaporan apabila memenuhi kriteria mata uang fungsional. Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional setelah mempertimbangkan indikator mata uang fungsional terhadap induk perusahaan dan tiap anak perusahaan.
6.         Periode Pelaporan
Tahun buku perusahaan mencakup periode satu tahun.
7.         Penyajian Secara Wajar
a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan disertai pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK.
b. Penyajian aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar terpisah dari kewajiban tidak lancar. Aktiva lancar disajikan menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
c. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar
8.         Kebijakan Akuntansi
a.         Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan ketentuan dalam PSAK dan peraturan Bapepam.
b.         Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila suatu perusahaan dalam kelompok tersebut menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukanpenyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut.


9.         Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
harus konsisten. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat, jumlah, serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan.
10.       Materialitas dan Agregasi
a. “Material” adalah istilah yang digunakan untuk mengemukakan sesuatu yang dianggap wajar untuk diketahui oleh pengguna laporan keuangan. Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
b. Akun yang berbeda tetapi mempunyai sifat atau fungsi yang sama dapat digabungkan dalam satu pos jika saldo masing-masing akun tidak material. Contoh pos hasil penggabungan antara lain Biaya Dibayar di Muka, Pendapatan Diterima di Muka dan lain sebagainya. Jika penggabungan beberapa akun mengakibatkan jumlah keseluruhan menjadi material, maka unsur yang jumlahnya terbesar agar disajikan tersendiri.
Komponen Utama Neraca
1) AKTIVA
a)Aktiva Lancar
(1)Kas dan Setara Kas;
(2)Investasi Jangka Pendek;
(3)Wesel Tagih;
(4)Piutang Usaha;
(5)Piutang Lain-Lain;
(6)Persediaan;
(7)Pajak Dibayar Dimuka;
(8)Biaya Dibayar Dimuka; dan
(9)Aktiva Lancar Lain-lain.
b)Aktiva Tidak Lancar
(1)Piutang Hubungan Istimewa;
(2)Aktiva Pajak Tangguhan;
(3)Investasi pada Perusahaan Asosiasi;
(4)Investasi Jangka Panjang Lain;
(5)Aktiva Tetap;
(6)Aktiva Tak Berwujud; dan
(7)Aktiva Lain-Lain.


2)KEWAJIBAN
a)Kewajiban Lancar:
(1)Pinjaman Jangka Pendek;
(2)Wesel Bayar;
(3)Hutang Usaha;
(4)Hutang Pajak;
(5)Beban Masih Harus Dibayar;
(6)Bagian Kewajiban Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun; dan
(7)Kewajiban Lancar Lain-lain.
b)Kewajiban Tidak Lancar
(1)Hutang Hubungan Istimewa;
(2)Kewajiban Pajak Tangguhan;
(3)Pinjaman Jangka Panjang;
(4)Hutang Sewa Guna Usaha;
(5)Hutang Obligasi;
(6)Kewajiban Tidak Lancar Lainnya;
(7)Hutang Subordinasi; dan
(8)Obligasi Konversi.


3)HAK MINORITAS
4)EKUITAS
a)Modal Saham;
b)Tambahan Modal Disetor;
c)Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan;
d)Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi;
e)Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
f)Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Efek Tersedia untuk Dijual;
g)Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap;
h)Saldo Laba; dan
i)Modal Saham Diperoleh Kembali.








[1] Mulyadi, dkk,Auditing edisi ke 4,(salemba 4, 1998)hal.309-312
[2] ibid. hal.314-400
                [3] Henry Simamora, Auditing I, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), hal. 130.
                [4] Ibid.
                [5] William C. Boynton, dkk. Modern Auditing, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 221.
                [6] Diakses melalui http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2013/10/sifat-siklus-investasi-dan-pembiayaan.html?m=1 pada tanggal 19 Maret 2015 pukul 09:30.
                [7] Abdul Halim dan Totok Budi Santoso, Auditing 2, (Yogyakarta: AKADEMI MANAJEMEN PERUSAHAAN YKPN, 2004), hal. 196.
                [8] Ibid.
                [9] Mulyadi danKanaka Puradiredja, Auditing, (Jakarta: Salemba Empat,1998), hal. 316.
                [10] Ibid.
[11] Mulyadi danKanaka Puradiredja, Auditing, (Jakarta: Salemba Empat,1998), hal 318-319
[12] ibid
[13] Diakses melalui: http://anakekonom.blogspot.com/2013/02/audit.html pada tanggal 19 maret 2015 pukul 10:30

[14] ibid
[16] Diakses melalui http://phytacharsa.blogspot.com/2011/09/audit-investasi.html pada tanggal 19 maret 2015 pukul 10:33

[19] Mulyadi, dkk,Auditing edisi ke 4,(salemba 4, 1998)hal. 316-317
[20] Ibid. hal 316-317
[21]             https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp/posts/610832962261111

[22]             http://www.iapi.or.id/member_area/PLK/Industri%20Investasi.pdf

Ditulis Oleh : faisalsaleh

Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel Audit Investasi. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikelAudit Investasi ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih.

1 komentar:

Anonymous at: February 6, 2022 at 9:28 AM said...

memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap orang. untuk orang kelas menengah, itu dianggap sebagai pencapaian seumur hidup karena membutuhkan uang yang cukup besar. bank memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar ini. produk yang mereka tawarkan dan layanan yang mereka berikan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin memiliki rumah sendiri. untuk pinjaman rumah yang aman dan bermanfaat, kesadaran yang tepat atas produk, kebijakan, syarat dan ketentuan bank adalah yang paling penting karena ketidaktahuan dapat mengakibatkan lebih banyak pembayaran ke bank dalam hal komponen pokok dan bunga. tetapi bekerja dengan mr pedro mengubah segalanya dalam pengalaman pinjaman, mr pedro membantu saya dengan pinjaman rumah di tingkat 2 yang sangat cepat dan lancar. saya akan merekomendasikan mr pedro, petugas pinjaman dan email perusahaan pendanaannya yang luar biasa mr pedro di pedroloanss@gmail.com & teks whatsapp: +1 863 231 0632. marie carlos, texas usa

Post a Comment

Related Posts :