ETIKA BISNIS ISLAM



ETIKA BISNIS ISLAM

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis 
Dosen Pengampu ;


Di Susun Oleh :
Faisal Saleh                 1287774
Ayu Andriani              128     
Andiyansah                 128
Narendara larasati       128


Jurusan Syari’ah
Program Study Ekonomi Islam








SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) METRO LAMPUNG
1435 H/ 2014 M




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada-Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW., sehingga penulis dapat menyusun makalah  ini yang berjudul “Etika Bisnis Islam”.
Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi yang menerangkan tentang Etika Bisnis Islam. Sedang untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku atau kitab lainnya yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

                                                                                    Metro, 20 maret 2014


                                                                                                Penyusun






DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................        i
KATA PENGANTAR.........................................................................        ii
DAFTAR ISI.........................................................................................        iii

BAB I Pendahuluan
a.      Rumusan masalah.....................................................................        1
b.      Tujuan masalah ........................................................................        1

BAB II Pembahasan
a.      Pengertian Etika Bisnis.............................................................        2
b.      Konsep Filsafat Etika Islam.....................................................        3
a.       Keesaan ................................................................................        3
a). Penerapan Konsep keesaan dalam etika bisnis.................        4
b.      Keseimbangan ......................................................................        5
a).Penerapan Konsep Keseimbangan Dalam Etika Bisnis.....        6
c.       Kehendak bebas....................................................................        7
a).Penerapan Konsep kehendak bebas dalam etika bisnis.....        7
d.      Tanggung Jawab....................................................................        9
a). Penerapan Konsep Tanggung Jawab dalam etika bisnis..        10
e.       Kebajikan .............................................................................        11
a). Penerpan Konsep Kebajikan Dalam Etika Bisnis.............        12
c.       Aksioma Filsafat Etika Islam...................................................        13

BAB III Penutup
a.      Kesimpulan................................................................................        14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................        15

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Begitu pentingnya kegiatan bisnis dalam kehidupan manusia, tidak heran jika Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah memberi tuntunan dalam bidang bisnis.
Etika bisnis sangat penting untuk dikemukakan dalam era globalilasasi yang seringkali mengabaikan nilai-nilai moral dan etika.
Karena itu, Islam menekankan agar aktifitas bisnis manusia dimaksudkan tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan dan kebutuhan hidup saja, tetapi lebih pada upaya pencarian kehidupan berkeseimbangan disertai prilaku positif sesuai etika bisnis dalam islam. Suatu bisnis akan bernilai apabila dapat memenuhi kebutuhan material dan juga kebutuhan spiritual secara seimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan kedzaliman. Akan tetapi mengandung nilai keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, kebajikan dan kejujuran.
B.   Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan etika bisnis ?
b.      Apa saja konsep dari filsafat etika bisnis islam ?
c.       Bagaimana Aksioma dari etika bisnis islam itu ?

C.   Tujuan Masalah
a.         Mengetahui dan mengerti Apa yang dimaksud dengan etika bisnis .
b.         Menegrti serta dapat memahami konsep dari filsafat etika bisnis islam.
c.         Memahami dan mengerti akan Aksioma dari etika bisnis islam itu.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Etika Bisnis
Etika Bisnis Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan yang merupakan bagian dari filsafat. Menurut Webster Dictionary, etika ialah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Adapun definisi lain mengenai etika adalah model perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan hubungan antara manusia meminimalkan penyimpangan dan berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.
Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu. Etika Bisnis, kadangkala merujuk pada etika menegemen atau etika organisasi, yang secara sederhana membatasi kerangka acuannya pada konsepsi organisasi, dan dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis . Bisnis dalam islam pada hakikatnya adalah usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah SWT, maka dari itu dalam berbisnis tidak hanya mengejar keuntungan berdasarkan kalkulasi matematika saja, namun dalam berbisnis juga harus memperhatikan etika dalam berbisnis.
Dalam islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika di dalam Al-Qur’an adalah khuluq. Qur’an juga mempergunakan sejumlah istilah lain untuk menggambarkan konsep tetentang kebaikan: khayr(kebaikan),birr (kebenaran),qist (persamaan), ‘adl (keseteraan dan keadilan),haqq (kebenaran dan kebaikan),ma’ruf (mengetahui dan menyetujui), taqwa (ketaqwaan). Tindakan yang terpuji di sebut juga salihat dan tindakan tercela disebut sayyi’at
Etika bisnis ini sudah banyak ditemukan dalam berbagai literature dan sumber utamanya adalah Al-Qu’ran dan Hadits, dan pada keseluruhan intinya Islam mengajarkan kita untuk beperilaku yang etis, yaitu berperilaku dengan cara mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

B.     Konsep filsafat etika islam
Lima konsep kunci yang membentuk sistem etika islam adalah : keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, serta kebajikan.
a.      Keesaan
Keesaan, seperti dicerminkan dalam konsep tawhid, merupakan dimensi vertikal islam. Konsep keesaan menggabungkan ke dalam sifat homogen semua aspek yang berbeda-beda dalam kehidupan seorang muslim: ekonomi, agama, politik, dan masyarakat serta menekankan gagasan mengenai konsentrasi dan keteraturan. Konsep keesaan memiliki pengaruh yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.
a.a   Karena seorang muslim memandang apa pun yang ada di dunia sebagai milik Allah SWT, Tuhan yang juga memilikinya, pemikiran dan perilakunya tidak dapat dibiasakan oleh apapun juga. Pandangannya menjadi lebih luas dan pengabdiannya tidak lagi terbats kepada kelompok atau lingkungan tertentu. Segala bentuk pandangan rasisme ataupun sistem kasta menjadi tidak sejalan dengan pemikirannya.
a.b  Karena hanya allah yang maha kuasa dan maha esa, maka kaum muslim bebeda dengan, terbebas dan tidak takut akan semua bentuk kekuasaan kecuali Allah SWT. Ia tidak pernah disilaukan oleh kebesaran orang lain dan tidak membarkan dirinya dipaksa untuk bertindak tidak etis oleh siapapun. Karena Allah SWT dapat mengambil mudah apa pun yang telah ia berikan, maka kaum muslim akan bersikap rendah hati dan hidup sederhana.
a.c Karena ia percaya bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya, ia tidak pernah merasa putus asa akan datangnya pertolongan dan kemurahan Allah SWT. Tidak ada manusia ataupun binatang apa pun yang memiliki kekuasaan untuk mengambi nyawa sebelum waktu yang telah digariskannya , hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan mengambil nyawanya. Ia akan bertindak penuh keyakinan dan keberanian untuk apa yang ia anggap etis dan islami.
a.d  Pengaruh paling besar dari ucapan la ilaha illa Allah adalah bahwa kaum muslim akan menaati dan melaksanakan hukum-hukum Allah SWT. Ia percaya bahwa Allah Swt mengetahui segala yang terlihat ataupun yang tersembunyi, dan bahwa ia tidak dapat menyembunyikan apa pun, niat ataupun tindakan dari Allah SWT. Sebagai konsekuennya ia kan menghindarkan diri dari apa yang dilarang dan berbuat hanya dalam kebaikan.

a)   Penerapan Konsep Keesaan dalam etika bisnis
Berdasarkan diskusi menegnai konsep keesaan diatas, seorang pengusaha muslim tidak akan :
a.a Berbuat diskriminatif terhadap pekerja, pemasok, pembeli, atau siapapun pemegang saham perusahaan atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin ataupun agama. Hal ini sesuai dengan tujuan Allah SWT untuk menciptakan manusia :

hai manusia! Sesugguhnya telah kami ciptakan kalian sebagai laki-laki danperempuan, dan membuat kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kalian saling mengenal satu sama lain”

a.b dapat dipaksa untuk berbuat tidak etis, karena ia hanya  takut dan cinta pada Allah SWT. Ia selalu mengikuti aturan perilaku yang sama dan satu, dimanapun apakah itu di masjid, di dunia kerja atau aspek apapun dalam kehidupannya. Ia akan selalu merasa bahagia.
   ktakanlah : sesungguhnya, iibadahku, pengorbananku, hidup dan matiku semua demi Allah SWT penguasa alam semesta”.

a.c menimbun kekayaan dengan penuh keserakahan.. konsep amanah atau kepercayaan memiliki makna yang penting baginya karena ia sadar bahwa semua harta di dunia bersifat sementara, dan harus dipergunakan secara bijaksana. Tindakan seorang muslim tidak semata-mata dituntun oleh keuntungan, dan tidak demi mencari kekayaan dengan cara apapun ia menyadari bahwa :
 “harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dinunia; namun amalan-amalan yang kenal dan saleh adalah lebih baik pahalanya dimata Allah SWT, dan lebih baik sebagai landasan harapan-harapan”.

b.      Keseimbangan
Keseimbangan atau ‘adl menggambarkan dimensi horizontal ajaran islam dan berrhubungan dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta. Hukum dan keteraturan yang kita lhat di alam semesta merefleksikan konsep keseimbangan yang rumit ini. Sebagaiman ayang difirmankan oleh Allah Swt :
‘Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran’.
Sifat keseimbangan ini lebih dari sekedar karakteristik alam, ia merupakan karekter dinamik yang harus diperjuangkan oleh seorang muslim dalam kehidupannya. Kebutuhan akan keseimbangan dan kesetaraan ditekankan  Allah SWT ketika ia menyebut kam muslim sebagai umatun wasatun. Untuk menjaga keseimbangan antara mereka yang berpunya dan mereka yang tak berpunya,allah SWT menekankan arti pentingnya sikap saling memberi dan mengutuk tindakan mengkonsumsi yang berlebih-lebihan.
“ dan belanjakan harta bendamu dijalan Allah SWT. Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan , dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang yang berbuat baik”.
Pada saat yang sama, Allah SWT tidak berkenaan dengan Sikap-Sikap Aketisme ekstrim. Keseimbangan dan kesederhanaan kunci segalanya, Allah SWT menggambarkan mereka”, yang akan mendapat imabalan tempatt tertinggi disurga” sebagai :
“ mereka yang, ketika membelanjakan hartanya tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir namun sekedar hanya menjaga keseimbangan diantara keduanya, mereka tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah SWT,{...}, dan mereka tidak memberikan kesaksian palsu, dan jika mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melalui begitu saja dengan menjaga kehormatan dirinya, mereka yang diberi peringatan dengan ayat-ayat tuhan tidak menghadapi seolah-olah mereka buta atau tuli{...}”.

b)   Penerapan Konsep Keseimbangan dalam etika bisnis
Prinsip keseimbangan atau kesetaraan berlaku baik secara harfiah maupun kias dalam dunia bisnis. Sebagai contoh, Allah SWT memperingatkan para pengusa muslim untuk :
“sempurnakanlah takaranmu apabila kamu menakar dan timbanglah dengan cara yeng benar : itulah lebh utama dans lebih baik akibatnya”.
Sanagat menarik untuk mengetahui bahwa mkana lain kata ‘adl adalah keadilan keseteraan. Seperti yang kita lihat pada ayat diatas, sebuah transaksi yang seimbang adalah juga setara dan adil. Qur’an mempergunkan istilah ‘adl dalam penegertian inisecara keseluruhan, islam sebenarnya tidak ingin menciptakan sebuah masyarakat pedagang syahid, yang berbisnis semata demi alasan kedermawaan. Sebaliknya, islam ingin mengekang kecenderungan sikap srakah manusia dan kecintaannya untuk memiliki barang-barang. Sebagai akibatnya, baik sikap kikir, maupun boros keduanya dikutuk baik dalam Qur’an maupun hadist.

c.       Kehendak bebas
Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkanya ke bumi. Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan oleh Allah SWT, ia diberi kemampuna berfikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan hidup yang ia inginkan, dan yang paling penting untuk bertindak berdasarkan aturan apapun yang ia pilih. Tidak seperti halnya ciptaan Allah SWT yang lain dialam semesta, ia dapat memilih perilaku etis ataupun perilaku tidak etis yang akan ia jalankan.

 ‘katakanlah ,”kebenaran adalah dari tuhan. Maka barangsiapa yang ingin beriman maka hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir, maka biarkanlah ia kafir”.
Sekali ia memilih untuk menjadi seorang muslim, ia harus tunduk kepada Allah SWT. Ia menjadi bagian umat secara keseluruhan, dan menyadari kedudukannya sebagai wakil Allah SWT dimuka bumi. Ia setuju untuk berperilaku berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT demi kehidupan pribadi maupun sosialnya. Sekarang, “seluruh kehidupanya telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, dan tidak ada lagi konflik dalam dirinya sendiri”. Konsep kehendak  bebas berkedudukan sejajar dengan konsep kesatuan dan keseimbangan.

c)    Penerapan Konsep Kehendak Bebas dalam etika bisnis
Berdasarkan konsep kehendak bebas, manusia memiliki kebebasan untuk membuat kontrak dan menempatinya ataupun mengingkarinya. Seorang muslim, yang telah menyerahkan hidupnya pada kehendak Allah SWT, akan menepati semua kontrak yang telah dibuatnya.
“hai orang-orang yang beriman! Penuhilah semua perjanjian itu”.
Penting untuk di catat bahwa Allah SWT memerintahkan ayat diatas secara eksplisit kepada kaum muslim. Sebagaimana dikemukakan oleh yusuf ‘ali, kata ‘uqud adalah sebuah konstruksi multidimensional. Kata tersebut mengandung arti

c.a   kewajiban suci yang muncul dari kodrat spiritual dan hubungan kita dengan Allah SWT.
c.b kewajiban sosial kita seperti misalnya dalam perjanjian perkawinan.
c.c  kewajiban politik kita seperti misalnya perjanjian hukum.
c.d  kewajiban bisnis kita seperti misalnya kontrak formal mengenai tugas-tugas tertentu yang harus dilakukan ataupun kontrak yang tak tertulis mengenai perlakuan layat yang harus diberikan pada para pekerja

Kaum muslim harus mengekang kehendak bebasnya untuk bertindak berdasarkan aturan-aturan moral seperti yang telah digariskan Allah SWT. Dari sudut pandang ekonomi, islam menolak prinsip laissez-faire dan keyakinan barat terhadap konsep “tangan yang tak terlihat”. Karena aspek kunci dalam diri manusia adalah Nafs ammarah, maka ia akan cenderung menyalahgunakan sistem seperti ini.
Contoh-contoh seperti kasus Ivan Boesky, Michael Milken dan kegagalan pembayaran obligasi, skandal tabungan dan pinjaman di Amerika Serikat, bencana BCCI, praktek-praktek korupsi pemerintah dan mafia di italia, sistem baqshish di timur tengah, skandal pasar modal di jepang, dll, kesemuanya menggambarkan kelemahan-kelemahan dalam sistem kapitalisme. Prinsip homo islamicus yang dituntun oleh hukum Allah SWT harus dipilih agar dapat bertindak secara etis. 

d.      Tanggung Jawab
Kebebasan yang tak terbatas adalah sebuah absurditas; ia mengimplikasikan tidak adanya sikap tanggung jawab atau akuntabilitas. Untuk memenuhi konsep keadilan dan kesatuan seperti yang kita lihat dalam ciptaan Allah SWT, manusia harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya. Allah SWT menekankan konsep tanggung jawab moral tindakan seseorang ini dengan firmannya ;
“[...]barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi balasan dengan kejahatan itu. Dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah SWT. Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia orang yeng beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”.
Islam adalah agama yang adil: seperti yang telah dibicarakan sebelumnya seseorang tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya jika
d.a ia belum mencapai usia dewasa
d.b ia sakit jiwa
d.c ia berbuat sesuatu ketika sedang tidur.

Dalam konsep bertanggung jawab, islam membedakan antara fard al’ayn ( tanggung jawab individu yang tidak dapat dialihkan) dan fard al kifayah (tanggung jawab kolektif yang bisa diwakili oleh sebagian kecil orang). Sebagai contoh, fard al kifayah menggariskan bahwa jika seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara cukup dan ingin belajar tentang ilmu agama namun merasa bahwa pekerjaannya tidak akan memungkinkannya untuk melakukan hal tersebut, maka ia dapat diberi zakat karena mencari ilmu dianggap sebagai kewajiban kolektif.
Sementara bagi seseorang yang melakukan ibadah yang berlebihan (nawafil) atau seseorang yang ingin melakukan  nawafil tanpa ada waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia mungkin justru tidak mendapat zakat. Hal ini karena pahala ibadahnya hanya untuk dirinya sendiri, berbeda dengan orang yang sedang mencari ilmu. Sementara itu, fard al’ayn berarti perintah atau peraturan yang bersifat tanpa syarat, secara umum diterapkan kepada setiap orang. Dengan demikian, berpuasa ataupun melaksanakan sholat adalah fard al’ayn, dan seorang muslim tidak dapat megalihkan tanggung jawab pribadinya terhadap kewajiban melakukan shalat.
Tanggung jawab dalam islam bersifat multi-tingkat dan terpusat baik pada tingkat mikro (individu) maupun tingkat makro(organisasi dan masyarakat). Tanggung jawab dalam islam bahkan secara bersama-sama ada dalam tingkat mikro maupun makro ( misalnya, antara individu dan berbagai institusi den kekuatan masyarakat). Seperi dikemukakan oleh Sayed Kotb,
“islam mendasarkan prinsip tanggung jawab timbal-balik dalam semua bentuk dan variasi. Didalmnya kita bisa menemukan tanggung jawab yang ada antara manusia dan hatinya, antara manusia dan keluarganya, antar individu dan masyarakat, antara satu komunitasdengan komunitas lainnya.[...]”.

d)   Penerapan Konsep Tanggung Jawab Dalam etika bisnis
Jika seorang pengusaha muslim berperilaku secara tidak etis, ia tidak dapat menyalahkan tindakanya pada persoalan tekanan bisnis ataupun pada kenyataan bahwa setiap orang juga berperilaku tidak etis. Ia harus memikul tanggung jawab tertinggi atas tindakanya sendiri. Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman :

“tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”.
Karena, konsep ini berkaitan erat dengan konsep kesatuan, keseimbangan dan kehendak bebas. Semua kewajiban harrus dihargai keculai jika seorang moral salah. Sebaai contoh, Ibrahim As menolak kewajiban keluarganya ketika ayahnya menginkan  untuk berbuat shirik atau memuja berhala. Di sisi lain, Rasulullah Saw melaksanakan kesepakatan dalam perjanjian Hudaybiyah meskipun hal hal itu berarti bahwa Abu Jandal, seorang yang baru menjadi muslim, harus dikembalikan pada suku Qurash. Sekali seorang muslim mengucapkan janjinya atau terlibat dalam sebuah perjanjian yang sah, maka ia harus menepatinya.

“Rasulullah Saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) berkata,” tanda-tanda orang munafik ada tiga : 1) apabila berkata ia berdusta. 2) apabila berjani, tidak dipenuhi, dan 3) bila diberi dimanati, ia berkhianat”.

e.       Kebajikan
Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain di definisikan sebagai “tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibandingkan orang yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban apapun”. Kebaikan seseorang di dorong di dalam islam. Rasulullah Saw dinyatakan pernah berkata :

“ penghuni surga terdiri dari tiga kelompok yang pertama adalah mereka yang memiliki kekuasaan dan bertindak lurus dan adil; yang keduanya adalah mereka yang jujur dan dieri kelebihan kekuasaan untuk berbuat hal-hal yang baik; dan mereka yang berhati pemurah dan suka menolong keluarganya serta setiap muslim yang saleh, dan yang ketiga adalah mereka yang tidak mengulurkan tanganya meskipun memiliki banyak keluarga yang harus dibantu"

e)    Penerapan Konsep Tanggung Jawab Dalam etika bisnis
 Menurut Al Ghazzali, terdapat enam bentuk kebajikan :
a.a jika seorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus memberikannya, dan mengambbil keuntungan yang sedikit mungkin. Jika sang pemberi melupakan keuntungnnya, maka hal tersebut akan lebih baik baginya.
a.b jika seorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik baginya untuk kehilangan sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga yang sebenarnya. Tidakan seperti ini akan memberiikan akibat yang mulia, dan tindakan yang sebaliknya cenderung akan memberikan hasil yang juga berlawanaan. Bukan suatu hal yang patut dipuji untuk membayar orang kaya lebih dari apa yang seharusnya diterima manakala ia dikenal sebagai orang yang suka mencari keuntungan yang tinggi.
a.c  dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seorang harus harus bertindak secara bijaksana dengan memberi waktu yang lebih banyak kepada sang peminjam untuk membayar hutangny, dan jika diperlukan, seorang harus membuat penguranagan pinjaman untuk meringankan beban sang peminjam.
a.d sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-barang yang telah dibeli seharusnya diperbolehkan untuk melakukannya demi kebajikan.
a.e  merupakan tindakan yang sangat baik bagi sang peminjam jika mereka membayar hutangnya tanpa harus meminta, dan jika mungkin jauh-jauh harri sebelum waktu jatuh waktu pembayarannya.
a.f  ketika menjual barang secara kredit seorang harus cukup bermurah hati, tidak memaksa membayar kettika orang tidak mampu membayar dalam waktu yang telah ditetapkan

meskipun konsep-konsep diatas menuntun kita dalam tingkah laku sehari-harri, konsep-konsep tersebut lebih merupakan deskripsi filsafat islam .

C.     Aksioma Filsafat Etika Islam
Aksioma (Ketentuan Umun) Etika Bisnis dalam Islam Ada sejumlah aksioma dasar atau hal yang sudah menjadi ketentuan umum dan jelas kebenarannya yang sudah dirumuskan dan dikembangkan oleh sarjana muslim. Aksioma-aksioma tersebut adalah sebagai berikut :


Tabel
Aksioma Filsafat Etika Islam
Keesaan
Berhubungan dengan konsep tauhid. Berbagai aspek dalam kehidupan manusia yakni plitik, ekonomi, sosial dan keagamaan membentuk satu kesatuan yang homogen, yang bersifat konsisten dari dalam, dan intergrasi dengan alam semesta secar luas. Ini adalah “ dimensi vertikal islam”
Keseimbangan
Berhubungan dengan konsep keesaan adalah keseimbangan diantara berbagai kehidupan manusia seperti yang disebutkan diatas untuk menciptakan aturan sosial yang baik. Rasa keseimbangan ini diperoleh melalui tujuan yang sadar. Ini adalah “ Dimensi Horizontal Islam”.
Kehendak Bebas
Kemampuan manusia untuk bertindak tanpa tekanan eksternal dalam ukurna ciptaan Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tabel 1. Aksioma Etika Bisnis Islam



BAB III
PENUTUP





























DAFTAR PUSTAKA

Ditulis Oleh : faisalsaleh

Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel ETIKA BISNIS ISLAM. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikelETIKA BISNIS ISLAM ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih.

2 komentar:

{ Admin } at: April 8, 2017 at 8:53 AM said...

Sebagai tambahan referensi silahkan di komentari Makalah Implikasi Filsafat dan Aksioma Islam Dalam Etika Bisnis versi lengkap menurut saya

Anonymous at: April 20, 2022 at 2:03 AM said...

Etika Bisnis Islam >>>>> Download Now

>>>>> Download Full

Etika Bisnis Islam >>>>> Download LINK

>>>>> Download Now

Etika Bisnis Islam >>>>> Download Full

>>>>> Download LINK c6

Post a Comment

Related Posts :