proyeksi neraca

0 komentar



PROYEKSI NERACA

Di Sususun Guna  Memenuhi Persyaratan Tugas Kelompok
Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu; Esti Apridasari

Disusun Oleh Kelompok 6:
Faisal Saleh                  (1287774)
Cantik Apriliyani                   (128


Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam
Prodi : Ekonomi Syariah (Esy)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2015

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada-Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW., sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Proyeksi Neraca”.
Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan tulisan-tulisan yang menerangkan Kepailitan. Untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam penulis dapat mengadakan kajian pada buku-buku  yang telah disebutkan dan buku lainnya yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

                                                                                                Metro,   April  2015

                                                                                                Penyusun


DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................   i
KATA PENGANTAR..............................................................................   ii
DAFTAR ISI..............................................................................................   iii

BAB   I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................   1
B.     Rumusan Masalah..............................................................   1
C.     Tujuan................................................................................   1

BAB   II    PEMBAHASAN
A.    Proyeksi Neraca.................................................................   2
B.     Langkah-Langkah Proyeksi Neraca...................................   3

BAB   III   PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................   10

Daftar Pustaka............................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
          Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan komposisi dana banyak menggunakan pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi neraca adalah salah satu penyeesaian dari proses penyusunan dan pelaporan komposisis dana tersebut.
            Dimana neraca merupakan Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas  pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
            Proyeksi neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu keuanagan perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang atau tidaknya.
            Sehingganya proyeksi neraca ini nantinya akan mengetahui apakah rencana strategis perushaan akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh perushaan atau tidak nantinya.

B. Rumusan Maslah
          a. Apa Proyeksi neraca, dan bagaimana cara menyusun proyeksi neraca ?
            b. Bagaimana contoh proyeksi neraca tersebut ?

C. Tujuan Masalah
          a.  Mengetahui proyeksi neraca, dan cara penyususnan proyeksi neraca ?
            b.  Mengerti contoh proyeksi neraca ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      PROYEKSI NERACA
 
 Neraca Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas  pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki  perusahaan. [1]
Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun.
 Seorang akuntan yang menyusun sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka neraca dapat  juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa yang akan datang.
Analisis prospektif dapat dlakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaika untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif merupakan inti penilaian efek.
Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk menandai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang atau ekuitas di masa depan.
Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis kiniakan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya,analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

B.                 LANGKAH-LAKAH ANALISIS ROYEKSI NERACA
Berikut adalah langkah-langkah analisis proyeksi neraca :
1.      Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggnakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD & A di laporan tahunan.
2.      Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang, dengan menggunakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.
3.      Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang belum jatuh tempo) dari catatan utang jangka panjang.
4.      Utang jangkan pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebeumnya kecuali tampak jelas tren yang lain.
5.      Saldo awal utang jangka panjang di asumsikan sama dengan utang jangka oajnag tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo.
6.      Kewajiabn jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas tren yang lain.
7.      Saham biasa diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
8.      Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah atau dikurangi dengan laba rugi bersih dan dikurangi deviden yang diperkirakan.
9.      Pos ekuitas lainya diasumdikan sama dengan tahun lalu kecuali tampak tren yang nyata.


Proyeksi Laporan Laba Rugi Target Corporation
















Langkah
Estimasi






Poyeksi
Tahun 2002

Laporan Laba Rugi






Penjualan bersih



1
43.115

Harga pokok penjualan


2
29.450

Laba kotor



2
13.665

Beban penjualan, umum, dan administrasi
4
9.602

Beban penyusutan dan amortisasi

5
1.263

Beban bunga



6
578

Laba sebelum pajak



7
2.222

Beban pajak



8
844

Pos-pos luar biasa dan operasi dalam penghentian
9
0

Laba bersih



10
1.378

Saham beredar




905










Asumsi Peramalan





Pertumbuhan penjualan



8,09%

Margin laba kotor




31,69

Beban penjualan, umum, dan administrasi/penjualan

22,27

Beban penyusutan/aktiva tetap kotor tahun sebelumnya

6,85

Beban bunga/utang jangka panjang tahun sebelumnya

7,15

Pajak penghasilan/laba sebelum pajak


38










Jumlah 3-10 menghasilkan total kewajiban da ekuitas. Maka total aktiva sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari total aktiva dikurangi 1 dan 2. Pada titik ini, kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjtnya utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan  untuk mencapai tingkat kas yang diinginan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.
Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat pendanaan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Untuk memuai, proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual beban menggunakan proyeksi penjuala dan harga pokok penjualan serta tngka perputarannta. Sebga contoh, tingkat perputaran didasarkan pada penjualan tahun berjalan adalah :
Tingkat perputaran piutang usaha =  penjualan : saldo piutang usaha
Selanjutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut :
Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan : tingkat perputaran piutang usaha.
Tingkat perputaran piutang usaha turun dari 19,55 di tahun 1999 menjadi 10,41 di tahun 2001. Hal tersebut karena disertakannya piutang target sebesar $800 juta yng sebelumnya telah dijual pada enttas bertujuan khusus (special purpose entity-SPE) dan yidak diakui di neraca. Ppenyertaan piutang tersebut dalam neraca periode berjalan diharuskan dalam SFAS 140 yang berlaku efektif pada tahun 2001. Proyeksi piutang usaha mengasumsikan bahwa target tidak dapat lagi menggunakan SPE untuk memindahkan pitang dari neracanya, sehingga digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 10,41.
Tingkat perputaran persediaan berkisar antara 5,95 dan 6,12 selama tiga tahun terakhir. Karena kestabian rasio tersebut dan tidak adanay informasi yang mengindikasikan erubahan perputaran tersebut, digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 6,12 bersama harga pokok penjualan untuk memproyeksikanpersediaan. Anaisis yangkebih mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan tokobaru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat diproyeksikan tumbuh seirjng dengan tingkat pertumbuhan penjuakanyang dierkirakan. Persediian temabahan yang diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah tersebut.
Aktiva tetap di estimasi sebagai saldo aktiva tetap kotor tahun lalu ditambah persentase pengeluaran modalterhadap penjualan historis. Penegluaan modal historis diperolah dari laporan arus kas. Selama tiga tahun jterakhir, persentase pengeluaran modal terhadap penjukan meningkat dari 5,69% menjadi 7,93%. Persentase terakhir sebesar 7,93 % digunakan untuk mengestimasi pengeluaran odal tahun 2002. Setelah proyeksi selesai, persentase tersebut dapat diguakan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).
Estimasoajak ti utang usaha didasarkan pada perputaranutang dan harga pokok penjualan hisrotris. Ingkat peprutaran terkini sebesar 6,55 digunakan untuk mengetimasi utang usaha tahun 2002. Dengan cara yang sama, persentase akrual beban terhadap penjualan diestimasidengan mengguakan tingkat perputaran akrualyang terbaru sebesar 25,47. Akhirnya, utang pajak diestimai berdasarkan hubungan historis antara utang dengan beban pajak. Tingkat yang terbaru sebesar 50,24% digunakan untuk memproyeksi utang pajak tahun 2002.
Jadwal jatuh tempo utang jangka panjang tersedia dalam catatan atas laporan keuangan. Kita gunakan angka tahun 2002 dalam jadwal tersebut. Utang jangka panjang awalnya diestimasi sebagai saldo kas dan leverage keuanga yang diinginkan setelah neraca awla tersusun. Saham biasa dan saham yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu. Royksi
Berdasarkan asumsi asumsi tersebut, proyeksi neraca target tahunan 2002 disajikan di tampilan 10,4. Berikut adalah langkah-langkah dalam memproyeksi neraca tersebut : 


Neraca Target Corporation



















2001

2000

1999
Kas




499

356

220
Piutang



1.724

1.941

1.724
Persediaan



4.449

4.248

3.798
Aktiva Lancar lain


869

759

741

Total Aktiva Lancar


9.648

7.304

6.483
Aktiva tetap



18.442

15.759

13.824
Akumulasi penyusutan


4.909

4.341

3.925
Aktiva tetap bersih


13.533

11.410

9.899
Aktiva tak lancar lainnya


937

768

761
Total aktiva



24.154

19.490

17.143
Utang usaha



4.160

3.576

3.514
Bagian lancar utang jangka panjang

905

857

498
Beban akrual



1.566

1.507

1.520
Utang pajak



423

361

318

Total kewajiban lancar

7.054

6.301

5.850
Pajak tangguhan dan kewajiban lain
1.152

1.036

910
Utang jangka panjang


8.088

5.634

4.521

Total Kewajiban


16.294

12.971

11.281
Saham preferen


0

0

0
Saham biasa



75

75

75
Surplus modal



1.098

902

730
Laba ditahan



6.687

5.542

5.056

Ekuitas pemegang saham

7.860

6.519

5.862
Total kewajiban dan ekuitas bersih

24.154

19.490

17.143











Beberapa Rasio Terpilih






Tingkat perputaran piutang usaha

10.41

19.01

19.55
Tingkat perputaran persediaan

6,12

5,95

6,06
Tingkat perputaran utang usaha

6,55

7.07

6,55
Tingkat perputaran beban akrual

25,47

24,49

22,17
Utang pajak/Beban pajak


50,24%

45,75%

42,34%
Total aktiva/Ekuitas pemegang saham
3,07

2,99

2,95
Dividen per lembar saham

0,225

0,215

0,214
Pengeluaran modal (CAPEX)

3,163

2,528

1,918
Pengeluaran modal/Penjualan

7,93%

6,85%

5,69%


1.      Piutang : $4.141 = $43.115 (penjualan)/10,41(perputaran piutang).
2.      Persediaan : $4.809 = $29.450 (harga pokokpenjualan)/6,12 (perputaran persediaan).
3.       Aktivalu) + $3.419 (lancar lain : tidak berubah.
4.      Aktiva tetap: $21.861 = $18.442 (saldo tahun lalu) + $3.419 (estimasi pngeluaran modal).
5.      Akumulai penyusutan: $6.172 = $4.909 (saldo sebelumnya) + $1.263 (estimasi penyusutan).
6.      Aktiva tetap bersih : $21.861-$6.172.
7.      Aktiva jangka panjang lainnya; tidak berubah.
8.      Utang usaha; $29.450 (harga pokok penualan)/6,55 (perputaran utang).
9.      Bagian lancar utang jangka panjang; jumlah yang dilaporkan dalam catatan kaki utang jangka panjang sebagai bagian yang jatuh tempo di tahun 2002.
10.  Beban akrual : $43.115 (penjualan)/25,47 (perputaran beban akrual)
11.  Utag pajak:$844 (beban pajak) x 50,24% (utang pajak/beban pajak)
12.  Pajak tangguhan dan kewajiban lain :tidak berubah.
13.  Utag jangka panjang: $8.088 (utang jangka panjang tahun lalu0 - $892 (bagian utag yangjatuh tempo dari butir)
14.  Saham biasa : tidak berubah
15.  Surplus modal: $1.118 = $1.908 +$20 (mencerminkan aktiitas ESOP dan opsi saham)
16.  Laba di tahan : $7.861 = $6.687 9laba ditahan tahun lalu) + $1.378 (proyeksi laba bersih) - $204 (estimasi deviden sebesar $0,225 per lembar saham.
17.  Kas: jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan totak kewajiban dan ekuitas dikurangi (1)-(7).
Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $(1.574) juta. Utang jangka panjang naik sebesar $2.200 juta sehingga saldo kas akhir menjadi $626 juta. Salso utang akhir menghasilkan rasio lverage keunagn, dihitung dari total aktiva/total bila tidak sejalan, utang dan ekuitas disesuaikan agar tercapai tingkat leverage keuangan yang diinginkan.[2]


BAB III
PENUTUP

A.                KESIMPULAN
Neraca Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu.
Berikut adalah langkah-langkah analisis proyeksi neraca :
1.      Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, 2) Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap 3)Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang, 4)Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang 5) Utang jangkan pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebeumnya kecuali tampak jelas tren yang lain. 6) Saldo awal utang jangka panjang di asumsikan sama dengan utang jangka Pajnag tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo. 7) Kewajiabn jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas tren yang lain. 8) Saham biasa diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu. 9)Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah atau dikurangi dengan laba rugi bersih dan dikurangi deviden yang diperkirakan.10) Pos ekuitas lainya diasumdikan sama dengan tahun lalu kecuali tampak tren yang nyata.
tingkat perputaran didasarkan pada penjualan tahun berjalan adalah :
Tingkat perputaran piutang usaha =  penjualan : saldo piutang usaha
Selanjutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut :
Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan : tingkat perputaran piutang usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Handono Murdiyanto, Intisari Manajemen Keuangan,Jakarta : Grasindo, 2000
Subramayam, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Buku 2, Jakarta : Salemba Empat, 2005


[1] Handono murdiyanto, intisari manajemen keuangan,(jakarta : grasindo, 2000) hal. 80  
[2] Subramayam, analisis laporan keuangan, edisi 8, buku 2, (jakarta : Salemba empat, 2005)hal. 145-149

Related Posts :