TUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA
DALAM PERUSAHAAN
Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Kelompok Penganggaran perusahaan
Dosen Pengampu; Didik Kusno Adji
Disusun Oleh :
Ana Khumairoh (1287074)
Anggi Asmatara (1287114)
Anggun Aprianes.S. (1287124)
Eko Budi Setiawan (1287624)
M. Hanafi (1288544)
Kelas: Esy / D / V
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
( STAIN ) Jurai Siwo Metro
Tahun Ajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada-Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW., sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Tujuan dan Metode Alokasi Biaya Didalam Perusahaan”.
Uraian setiap topik dalam tulisn ini penulis sajikan dengan tulisan-tulisan yang menerangnkan tentang tujuan dan metode alokasi biaya didalam perusahaan. Sedang untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku-buku yang telah disebutkan dan buku lainnya yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Metro, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alokasi Biaya 2
B. Tujuan Alokasi Biaya 3
C. Metode Alokasi Biaya 4
1. Metode Alokasi Biaya-biaya Support 4
2. Metode Alokasi Biaya-biaya Common 8
3. Penentuan Produk Bersama 10
4. Kendala Dalam Mengimplementasikan Metode Alokasi biaya 10
5. Isu-isu Implementasi 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alokasi biaya merupakan salah satu hal penting dalam menangani perusahaan. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department ) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver ) yang tepat.
Departemen produksi menciptakan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan dalam bisnis. Departemen pendukung melayani departemen produksi tetapi tidak dengan sendirinya menciptakan produk yang dapat dijual, karena departemen pendukung ada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung merupakan biaya umum bagi semua departemen produksi dan harus dialokasikan pada departemen produksi untuk memenuhi sejumlah tujuan penting.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari alokasi biaya didalam suatu perusahaan?
2. Tujuan dari alokasi biaya didalam suatu perusahaan?
3. Metode dalam alokasi biaya suatu perusahaan?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan alokasi biaya didalam perusahaan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari alokasi di dalam perusahaan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui metode alokasi didalam perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alokasi Biaya
Alokasi biaya (cost allocation) merupakan suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari oleh setiap manajer akuntansi didalam perusahaan. Masalah alokasi biaya erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara perusahaan mengalokasikan biaya-biaya overhead atau biaya support pada departemen lain dan pada produk-produk perusahaan.
Permasalahan yang paling sulit di dalam alokasi biaya adalah bagaimana untuk menetapkan basis pembebanan biaya yang paling mewakili serta memberikan keadilan kepada setiap pihak. Kesalahan dalam penentuan dasar alokasi dapat berakibat pada biaya barang yang laku dipasaran menjadi lebih mahal dari pada biaya barang yang kurang laku dipasaran.
Untuk lebih memahami tentang konsep alokasi biaya, berikut adalah istilah-istilah yang penting yang berkaitan dengan pembahasan masalah.
1. Pool Biaya (Cost Poo) adalah pengelompokkan atas sekelompok biaya individual ke dalam suatu pool cost center, bertujuan untukmenentukan atau membedakan pengelompokan biaya didasarkan pada jenis biaya atau pertanggungjawabannya.
2. Penggerak Biaya (Cost Driver) merupakan suatu factor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi dan atau cara terbaik membebankan biaya yang timbul karena adanya suatu aktifitas atau produk.
3. Objek Biaya (Cost Object) merupakan sasaran dimana biaya akan dibebankan untuk tujuan manajemen.
4. Penelusuran Biaya (Cost Tracing) merupakan istilah spesifik yang digunakan untuk menggambarkan pembebanan terhadap biaya langsung suatu objek.
5. Pembebanan Biaya (Cost Assignment) pembebanan biaya merupakan suatu proses dalam menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya dan pengalokasian akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan objek biaya. Dengan kata lain cost assignment adalah proses pembebanan elemen biaya-biaya ke dalam tempat penampungan biaya atau dari tempat penampungan biaya ke objek biaya.
B. Tujuan Alokasi Biaya
1. Memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak. Dengan hasil alokasi biaya yang menajer lakukan dengan baik, maka akan menciptakan prestasi yang tinggi dan hasil yang bias membawa perusahaan tersebut lebih maju secara efisien dan efektif dalam pengelolaan biaya yang dimiliki.
2. Memberikan insentif yang benar bagi para manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak.
3. Secara adil menentukan reward yang diperoleh para manajer atas usaha dan keterampilan mereka dan untuk keefektifan pembuatan keputusan mereka.
4. Mencari keuntungan secara financial.
Dengan alokasi biaya yang benar maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
5. Mencari pelanggan baru.
6. Memperluas jaringan pemasaran.
7. Menambah/mengembangkan produk
a. factor intrn yang mendorong pengembangan produk.
Terjadinya kelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan.Adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuat dalam suatu jenis produk lain.Adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah ada dalam memperoduksi suatu produk yang mempunyai nilai yang tinggi.
b. factor ekstern yang mendorong pengembangan produk.
Adanya persaingan yang dekat dengan suatu produk saingan, dimana produk saingan agak unggul. Adanya usaha menjadi leader dalam suatu jenis produk tertentu disamping akan menaikkan prestise. Adanya kemunduran dalam permintaan produk yang sudah ada, terutama karena adanya perbedaan harga dengan produk lain yang lebih murah.
C. Metode alokasi biaya
1. Metode Alokasi Biaya-Biaya Support
Penentuan atas metode alokasi biaya tergantung dari kebutuhan perusahaan serta apakah alokasi tersebut bersumber dari satu departemen penunjang atau dari banyak departemen penunjang.
a. Metode Alokasi Biaya Dari Satu Departemen Penunjang
a) Single Rate Method / Dual Rate Method
Metode alokasi biaya single-rate-cost mengelompokkan semua biaya dalam satu biaya pool dan mengalokasikan ke objek biaya dengan menggunakan tarif per unit yang sama dari single allocation base.
Sedangkan dalam metode dual-rate-cost, metode ini akan mengelompokkan dulu semua biaya pool menjadi dua sub biaya pool (variable-cost sub pools & fixed cost pool). Kemudian akan ditentukan basis alokasi dan tarif per unit alokasi yang berbeda untuk jenis biaya tetap dan jenis biaya variable.
Keuntungan menggunakan metode alokasi single rate ini adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuntungan dari penggunaan metode dual rate adalah dapat memberikan indikasi atau sinyal kepada manajemen tentang bagaimana biaya variable dan biaya tetap akan bereaksi secara berbeda.
b) Budgeted Rate Or Actual Rate
Dengan menggunakan metode budget rate, pengguna jasa dari departemen tersebut dapat mengetahui lebih awal estimasi atas biaya-biaya yang ditagihkan tersebut.Keuntungan lainnya yakni membantu memotivasi manajer untuk memperbaiki kinerja efisiensi. Kelemahannya bahwa manajer atas departemen dimana biayanya akan dialokasikan tidak mempunyai gambaran atas tarif yang digunakan pada periode tersebut. Sebaliknya ketika metode biaya actual digunakan, manajer tersebut juga tidak mengetahui rate/tarif yang digunakan sampai dengan akhir periode akuntansi.
b. Metode Alokasi Biaya Dari Banyak Departemen Penunjang
Problem bagi alokasi biaya timbul ketika proses alokasi terjadi pada dua atau lebih departemen penunjang dimana biaya departemen jasa ini dialokasikan kepada departemen lainnya, sementara departemen ini juga memberikan support reciprocal kepada support departemen lainnya. Contohnya departemen HRD yang memberikan service kepada departemen legal, dimana departemen legal juga memberikan service kepada departemen HRD. Colin Drury (1992) membagi metode alokasi dari Multiple Support Departmenadatigayaitu,metode alokasi langsung, tidak langsung dantimbal balik.
a) Metode Langsung
Metode ini paling banyak digunakan karena lebih sederhana dibanding dengan metode lainnya.Dalam metode ini, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa dialokasikan secara langsung ke departemen operasi tanpa memperhatikan jasa yang diberikan ke departemen jasa lainnya. Dengan kata lain, metode ini tidak mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan diantara departemen jasa yang lain.
Gambaran ilustrasi
Departemen jasa
Depertemen rekayasa produk
Biaya langsung dari rekayasa produk 36.000 Dialokasikan ke :
overhead pabrikasi
jaringan kerja terminal
b) Metode Bertahap
Dalam metode ini, salah satu departemen jasa akan dipilih untuk dialokasikan seluruh biayanya ke departemen jasa yang lain dan ke departemen operasi. Pemilihan departemen jasa yang pertama kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada departemen jasa mana yang memberikan jasa lebih besar ke departemen jasa lainnya. Alokasi biaya dilakukan setahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringakat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutan ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dan suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa dapat diukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung, dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberian dana terbesar.
Ilustrasi metode bertahap
Proporsi dibebankan ke
Dep jasa Biaya langsung S1 S2 S1 P1 P2 P3
Pengawasan pabrik Rp 25.000 0 0,10b 0.15b 0,45b O,30b 0
Penggunaan bangunan 1. 4000
0 0 0,9a 0.37a 0,37a 0,27a
Rekayasa produk 36.000 0 0 0 0,20 0,80b 0
jml 145.000
Tahap tahap alokasi dengan metode bertahap adalah:
1. Biaya departemen pembantu yang memberikan jasa terbesar kepada departemen pembantu lainnya dialokasikan pertama kali.
2. Departemen pembantu memberikan jasa terbesar berikutnya, di alokasikan berikutnya. Biaya yang dialokasikan dari departemen yangbersangkutan termasuk di dalamnya alokasi biaya dari departemen pembantu lainnya.
3. Mengulangi langkah kedua sampai semua biaya depaartemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.
c) Metode Timbal Balik
Dalam metode ini mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan antara satu departemen jasa dengan departemen jasa lainnya.Berbeda dengan metode bertahap dimana departemen jasa 1 yang dialokasikan pertama kali tidak menerima kembali biaya dari departemen jasa 2. Sementara dalam metode timbal balik semua departemen jasa akan saling menerima biaya dari departemen jasa lainnya tergantung dari jasa yang diterimanya.
2. Metode Alokasi Biaya-Biaya Common
Biaya-biaya common merupakan biaya-biaya yang timbul dari pengoprasian suatu fasilitas, kegiatan operasional atau aktifitas yang ditanggung oleh dua atau lebih pengguna jasa atau user. Biaya common merupakan objek biaya yang ditanggung bersama oleh dua atau lebih user tujuan dari pengalokasian biaya common adalah untuk mengalokasian biaya secara proporsional dengan menggunakan basis biaya dari setiap mempunyai banyak departemen atau devisi , semakin banyak devisi pada oranisasi tersebut maka semakin besar kecenderungan biaya untuk menjadi biaya bersama. Sebagai contoh : gaji wakil dirut pemasaran bukan merupakan biaya bersama, jika devisi tersebut melaksanakan semua fungsi pemasaran. Tetapi jika devisi tersebut hanya menekankan pemasaran didaerah sebelah tenggara, maka gaji wakil dirut tersebut merupakan biaya bersama bagi daerah atau wilayah tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat beberapa metode alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari common cost antara lain:
a. Metode Alokasi Stand Alone Common Cost
Metode ini menggunakan informasi yang menyinggung bahwa setiap objek biaya adalah suatu kesatuan yang terpisah untuk menentukan bobot alokasi biaya.
Metode alokasi ini menekankan adanya persamaan ekuitas dan prinsip keadilan karena setiap pegawai akan mendapatkan bagian persentase dari total biaya yang dibandingkan dengan biaya yang timbul dari masing-masing pekerjaan.
b. Metode Alokasi Incremental
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan ranking atas setiap objek biaya serta menggunakan ranking tersebut sebagai dasar untuk mengalokasi biaya diantara objek tersebut.
c. Metode Alokasi Joint Cost
Alokasi biaya juga dibutuhkan pada saat suatu perusahaan mempunyai produk gabungan.Metode yang paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama adalah:
1) Physical measures
Menggunakan suatu ukuran fisik seperti poin, galon, yard, atau unit-unit atau volume yang dihasilkan pada titik split off untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama.
2) Sales value
Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama berdasarkan nilai jual relatif pada saat terpisah
3) Net realizable values
Nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split off, dibuat dgb mengurangkan biaya-biaya pemrosesan dan penjualan tambahan diatas titik split off dari nilai penjualan mutlak produk.
3. Penentuan biaya produk bersama
a. Produk bersama adalah produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai penjualan yang relatif besar.
b. Produk sampingan adalah produk-produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan
c. The split off point adalah titik dalam proses produksi dimana produk bersama individual dapat di identifikasikan untuk pertama kalinya
d. Additional Procesing cost atau separable cost adalah biaya-biaya tambahan yang muncul setelah titik split off dapat di identifikasikan secara langung dengan produk-produk individual.
4. Kendala Dalam Mengimplementasi Metode Alokasi Biaya
Menurut Edward J. Blocher, Chen dan Lin dalam bukunya Cost Management-A Manajerial Emphasis (2005), terdapat 4 permasalahan mendasar yang dihadapi oleh manajemen dalam menentukan metode alokasi biaya departemen:
a. Kesulitan dalam menentukan dasat alokasi
b. Biaya tetap dan biaya variable yang terpisah
c. Jumlah yang dianggarkan vs jumlah yang sesungguhnya
d. Biaya-biaya yang dialokasikan dapat melebihi biaya pembelian eksternal.
5. Isu-isu Implementasi
Keempat isu yang harus dipertimbangkan pada saat menggunakan metode-metode alokasi biaya departemen adalah:
a. Kesulitan dalam menentukan suatu dasar alokasi yang sesuai.
b. Memisahkan biaya-biaya variabel dan tetap (disebut sebagai deal allocation).
c. Menggunakan jumlah-jumlah yang dianggarkan daripada senyatanya.
d. Kasus-kasus pada saat biaya-biaya yang dialokasikan melebihi harga pembelian luar
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk lebih mengetahui dari apa yang dimaksud dengan alokasi biaya kita dapat memahami dengan beberapa istilah-istilah yang ada seperti Pool Biaya (Cost Poo), Penggerak Biaya (Cost Driver), Objek Biaya (Cost Object), Penelusuran Biaya (Cost Tracing), Pembebanan Biaya (Cost Assignment).
Dan kita dapat mengetahui tujuan dari alokasi tersebut, tujuan alokasi yaitu berupa Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan, Untuk menghitung profibilitas lini produk, Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian , Untuk meniai persedian, Untuk memotivasi para manager.
Sehingga didapat beberapa metode di dalam menjalankan alokasi biaya dalam perusahaan yaitu dengan Metode Alokasi Biaya-Biaya Support, Metode Alokasi Biaya-Biaya Common, Penentuan biaya produk bersama, Kendala Dalam Mengimplementasi Metode Alokasi Biaya, Isu-isu Implementasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Subiyanto, Akuntansi Biaya (Yogyakarta: STIE YKPN YOGYAKARTA, 1993), Hl 66.
Matz, Usry, Akuntansi Biaya, ( Jakarta : Erlangga, 1990), hl 29.
Michael W Maher,AkutansiBiaya Edisi ke Empat,( Jakarta: erlangga,1996), hal 198.
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Hlm. 200
ANGGARAN/Gado%20Gado%20%20Alokasi%20Biaya.html di poskan oleh Ricky Aditya.
http://F:/ANGGARAN/Metode%20Alokasi%20Biaya%20_%20Tips%20Trik%20Tutorial.html.
http://kuliahbandoro.wordpress.com/2010/12/06/cost-allocation/#more-290
http://salehfaisal.blogspot.com/ »
PENGANGARAN PERUSAHAAN
» TUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA DALAM PERUSAHAAN
TUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA DALAM PERUSAHAAN
Diposkan oleh
faisalsaleh
Wednesday, July 11, 2018
Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel TUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA DALAM PERUSAHAAN. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikelTUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA DALAM PERUSAHAAN ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment