BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
perkembangan industri perbankan syari’ah di Indonesia hingga saat ini
menunjukkan semakin banyak industri perbankan yang ingin membuka bank yang
sesuai dengan prinsip syari’ah. Ini dikarenakan perbankan syari’ah merupakan
perbankan yang memiliki sistem yang berbeda dengan perbankan konvensional, dan
memiliki potensi pasar yang cukup menjanjikan di masa yang akan datang.
Permasalahan yang cukup mampu menjadi
resiko bank adalah ketidakpuasan konsumen atas produk-produk dan pelayanan bank
syariah, oleh karena itu diperlukan adanya strategi promosi dan kepuasan
nasabah untuk meningkatkan daya jual bank syariah juga meningkatkan
perkembangan bank syariah di Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana strategi promosi bank yang baik?
2.
Apa tujuan diadakan strategi promosi?
3.
Bagaimana strategi kepuasan nasabah atas bank?
4.
Apa tujuan strategi kepuasan nasabah?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui strategi promosi bank yang baik
2.
Untuk mengetahui tujuan strategi promosi
3.
Untuk mengetahui strategi kepuasan nasabah
4.
Untuk mengetahui tujuan kepuasan nasabah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Promosi Bank
Tingginya
potensi nasabah dan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap syari’ah
menunjukkan minimnya informasi syariah di masyarakat. Oleh karena itu Bank
Syariah mempersiapkan berbagai macam strategi yang akan dilakukan untuk
kelancaran pengoperasionalan Bank Syariah tentunya dengan persaingan sehat
terhadap bank-bank konvensional yang beroperasi sejalan dengan bank-bank syariah
di Indonesia. Salah satu strategi yang perlu direncanakan dalam hal ini adalah
strategi promosi bank, yang memungkinkan akan berakibat pada tingkat kepuasan
nasabah.
Dalam ilmu
pemasaran dikenal dengan adanya mix
marketing untuk melakukan penetrasi pasar, atau bertujuan untuk menembus
pasar dalam hal ini diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing
komponen yang terdiri atas Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat atau Saluran Distribusi),
dan Promotion (Promosi), yang dalam
perkembangannya kini, telah mengalami penambahan lagi menjadi: People (Orang), Phisical Evidence (Bukti Fisik), dan Process (Proses).
Promosi
merupakan salah satu kegiatan mix marketing yang paling sering diidentikkan
sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Dalam dunia perbankan syariah,
promosi menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan perbankan syari’ah.Dalam
marketing, efektivitas sebuah iklan seringkali digunakan untuk menanamkan “brand image” atau agar lebih dikenal
keberadaannya. Ketika “brand image”
sudah tertanam dibenak masyarakat umum, maka menjual sebuah produk, baik itu
dalam bentuk barang maupun jasa akan terasa menjadi jauh lebih mudah.
Promosi
merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.Salah
satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga
berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi
nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di
mata para nasabahnya.[1]
Adanya promosi
sangat berpengaruh pada penjualan produk yang ada di dalam sebuah lingkup
perbankan, segala hal yang ditawarkan dalam promosi merupakan hal-hal yang
harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena promosi dengan
pembuktian yang baik akan menjadikan pencitraan yang baik pula dimasyarakat,
sehingga tingkat penjualan akan semakin meningkat dan mengakibatkan keuntungan
perusahaan yang juga ikut meningkat.
Perusahaan
atau dalam hal ini adalah bank, harus mampu mencari cara agar bisa mencapai
efektifitas dari satu atau lebih alat promosi. Dalam menentukan alat promosi,
manajer pemasaran bank harus mengenal ciri masing-masing alat promosi yang akan
digunakan oleh perbankan yang secara umum adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), publisitas (publicity).[2]
1.
Memperkenalkan dan menjual jasa-jasa dan produk yang
dihasilkan.
2.
Agar bank dapat menghadapi saingan dalam pasar yang semakin
kompetitif dan kompleks.
3.
Menjual goodwill image dan idea yang baik tentang bank
bersangkutan
Untuk mencapai
ketiga tujuan tersebut ada hal yang perlu dimiliki oleh perbankan demi
keefektifan promosi, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif pula.
Berikut ini langkah-langkah komunikasi efektif[4]:
1.
Mengidentifikasi khalayak sasaran.
2.
Menentukan tujuan-tujuan komunikasi, dengan menentukan
tanggapan apa yang dikehendaki dari khalayak sasaran.
3.
Merangsang pesan, dengan menyusun pesan yang efektif agar
mampu merangsang perhatian audiens, dengan menggunakan pesan-pesan yang ideal.
4.
Menyeleksi saluran-saluran komunikasi.
5.
Menentukan jumlah anggaran promosi
6.
Memilih bauran promosi, dengan empat bauran yaitu periklanan,
promosi penjualan, wiraniaga dan publikasi.
7.
Mengukur hasil promosi, perusahaan harus memiliki target yang
ingin dicapai dari suatu kegiatan promosi sehingga mampu melakukan pengukuran
atas pencapaian promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan apakah efektif
atau tidak.
8.
Mengolah dan mengkoordinasikan proses keseluruhan komunikasi
pemasaran.
a)
Periklanan (Advertising)
Periklanan
adalah promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata
yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah televisi atau
radio. Periklanan digunakan untuk menanamkan citra jangka panjang dan suatu
cara yang efisien untuk mencapai sejumlah calon nasabah baik yang berada di
pusat kota, pinggiran kota sampai dengan wilayah pedesaan.
Iklan menjadi
sarana promosi yang digunakan bank untuk menginformasikan segala produk yang
disediakan oleh perusahaan. Informasi yang disampaikan antara lain, nama
produk, manfaat produk, harga produk serta kelebihan produk dari produk sejenis
yang ditawarkan pesaing. Agar iklan dapat berjalan efektif dan efisien,
langkah-langkah yang diterapkan antara lain[5]:
1)
Identifikasi pasar sasaran yang akan dituju serta motif
pembeli atas produk yangditawarkan oleh perusahaan.
2)
Menentukan misi, tujuan atau sasaran periklanan yang terkait
dengan sasaran penjualan dari suatu produk (mission).
3)
Menetapkan anggaran periklanan (money).
4)
Merancang, menyusun serta menetapkan pesan yang akan
disampaikan kepada pasar sasaran (message).
5)
Menetapkan media yang harus digunakan yang sesuai dengan
pasar sasaran yang dituju oleh perusahaan (media).
6)
Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai dari
pemasangan suatu iklan (measurement).
Tujuan penggunaan iklan oleh perusahaan sebagai media promosi
yaitu:
1)
Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan produk dan jasa bank yang dimiliki oleh suatu bank.
2)
Untuk mengingatkan kembali kepada nasabah tentang keberadaan
atau keunggulan jasa bank yang ditawarkan.
3)
Untuk menarik perhatian dan minat para nasabah baru dengan
harapan akan memperoleh daya tarik dari para calon nasabah baru.
4)
Mempengaruhi nasabah saingan agar berpindah ke bank yang
mengiklankan.
5)
Membangun citra perusahaan untuk jangka panjang, baik untuk
produk yang dihasilkan maupun nama perusahaan.
Pertimbangan penggunaan media yang akan dipakai untuk
pemasangan iklan di suatu media, antara lain:
1)
Institutional advertising. Periklanan untuk
pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
2)
Brand advertising. Periklanan untuk
memantapkan pada merek tertentu dalam jangka panjang.
3)
Classified advertising. Periklanan untuk
penyebaran informasi tentang penjualan, jasa dan peristiwa.
4)
Sales advertising. Periklanan untuk
pengumuman penjualan khusus.
Perusahaan yang dalam hal ini adalah
perbankan, dapat melakukan berbagai macam periklanan dengan berbagai media yang
tersedia di tempat-tempat umum dan dapat dengan mudah ditemukan, tentunya
dengan menyesuaikan jenis periklanan yang dipilih terhadap target sasaran yang ditentukan.
b)
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Sarana promosi
kedua setelah pengiklanan adalah promosi penjualan.Tujuannya adalah untuk
meningkatkan penjualan atau dalam hal ini adalah meningkatkan nasabah atau
menarik nasabah untuk segera membeli produk atau jasa yang ditawarkan.Promosi
penjualan dapat dilakukan melalui pemberian diskon, kontes, kupon atau sampel
produk. Dengan menggunakan alat tersebut akan memberikan tiga manfaat bagi
promosi penjualan, yaitu:
1)
Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik dan
mempengaruhi perhatian nasabah untuk membeli.
2)
Insentif, yaitu memberikan dorongan dan semangat kepada
nasabah untuk segera membeli produk yang ditawarkan.
3)
Invitasi mengharapkan nasabah segera merealisasikan pembelian
produk perbankan.
Adapun tahap promosi penjualan:
1)
Menentukan tujuan yang akan dicapai dari program promosi
penjualan tersebut.
2)
Menyeleksi alat-alatnya atau apa yang akan ditawarkan dari
program promosi penjualan tersebut.
3)
Menyusun program penjualan yang sesuai.
4)
Melakukan pengujian pendahuluan atas program
5)
Melaksanakan dan mengendalikan program
6)
Mengevaluasi hasil dari program promosi penjualan.
c)
Personal Selling (Penjualan Pribadi)
Merupakan
promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani
serta ikut mempengaruhi nasabah.Kegiatan personal selling inilah yang paling
sering diidentikkan sebagai pemasaran oleh masyarakat.Personal selling juga
dapat dilakukan dengan merekrut tenaga-tenaga wiraniaga untuk melakukan
penjualan door to door.
Keuntungan bank yang didapat melalui personal selling:
1)
Bank dapat langsung bertatap muka dengan nasabah atau calon
nasabah sehingga dapat langsung menjelaskan mengenai produk bank secara rinci.
2)
Dapat memperoleh informasi langsung dari nasabah mengenai
kelemahan produk bank, keluhan nasabah dan informasi lain.
3)
Petugas bank dapat langsung mempengaruhi nasabah dengan
berbagai argumentasi logis yang dimiliki bank.
4)
Memungkinkan hubungan yang terjalin akrab antara pihak bank
yang diwakili oleh petugas pelayanan dengan nasabah.
5)
Petugas yang memberikan pelayanan merupakan citra bank yang
diberikan kepada nasabah apabila pelayanan yang diberikan baik dan memuaskan.
6)
Membuat situasi seolah-olah mengharuskan nasabah
mendengarkan, memperhatikan dan menanggapi bank.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan pengelolaan
wiraniaga antara lain:
1)
Mendesain gugus wiraniaga
2)
Menentukan sasaran wiraniaga
3)
Menyusun strategi wiraniaga
4)
Menyusun struktur wiraniaga
5)
Menetapkan jumlah besarnya wiraniaga
6)
Menetapkan imbalan wiraniaga
7)
Mengelola gugus wiraniaga
Ciri-ciri khas personal
selling:
1)
Tatap muka pribadi
2)
Pemupukan hubungan
3)
Adanya tanggapan
d)
Publisitas
Promosi yang
terakhir adalah publisitas, dimana kegiatan promosi untuk memancing nasabah
melalui kegiatan seperti pameran, pembukaan stan promosi di pusat perbelanjaan,
sponsorship kegiatan, program Corporate
Social Responcibility (CSR), mendukung atau berperan serta dalam kegiatan
amal seperti penggalangan dana untuk para korban bencana alam, serta kegiatan
lainnya.
Kegiatan
publisitas dapat meningkatkan pamor bank di mata para nasabahnya.Merupakan
ruang editorial yang terdapat di semua media yang dibaca, dilihat atau didengar
untuk membantu mencapai tujuan-tujuan penjualan dan tidak dibayar.Publisitas
disebut juga hubungan masyarakat. Tujuan ini adalah agar nasabah dapat mengenal
bank lebih dekat, dengan ikut kegiatan tersebut dan diharapkan akan menarik
nasabah. Alat publisitas yang digunakan yaitu:
1)
Hubungan pers
2)
Publisitas produk
3)
Komunikasi perusahaan
4)
Lobbying
5)
Bimbingan
B.
Kepuasan Konsumen
Konsumen dapat
diartikan sebagai siapa saja yang berkepentingan dengan produk layanan yang
ditawarkan oleh perusahaan.Konsumen atau nasabah merupakan salah satu indikator
keberhasilan maju tidaknya suatu perusahaan.Namun seringkali perusahaan
mengabaikan konsumen, konsumen hanya dianggap sebagai “sapi perah” dalam
menghasilkan keuntungan perusahaan tanpa berupaya untuk memberikan pelayanan
prima kepada mereka.
Nasabah
didefinisikan sebagai orang atau badan hukum yang mempunyai rekening baik
rekening simpanan atau pinjaman pada pihak bank.Sehingga nasabah merupakan
orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank.[6]
Apabila pihak
perusahaan terus menerus mengabaikan konsumen maka konsumen akan meninggalkan
perusahaan karena ketidakpuasan atas pelayanan perusahaan, karena konsumen saat
ini sudah pintar dan tidak mau dibodohi. Persaingan bisnis saat ini semakin
tajam.Setiap perusahaan harus lebih aktif dan lebih agresif daam merebut posisi
pasar dan memenangkan persaingan. Konsep pemasaran berubah dari product
oriented menjadi customer oriented. Bentuk dari customer oriented ini adalah
perusahaan harus memperhatikan nasabahnya dengan cara memberikan pelayanan
prima dan selalu menjalin hubungan yang baik sehingga memuaskan keinginan dan
kepuasan nasabah.
Dimensi-dimensi
keinginan konsumen diimplementasikan oleh perusahaan dalam bentuk strategi marketing mix, bahwa nilai pelanggan
dapat diciptakan melalui[7]:
1)
Dimensi produk (meliputi care
product, basic product, evpected product augmented product dan potential
product).
2)
Layanan penjualan (meliputi kecepatan dan ketepatan proses
mengakses jaringan perbankan; kesederhanaan dalam birokrasi dan prosedur
transaksi, atmosfer pelayanan yang hangat dan bersahabat, proaktif terhadap
kebutuhan dan keinginan konsumen).
3)
Layanan purna jual dan keluhan (meliputi: costumer service, bagian layanan purna
jual apabila terjadi masalah atas produk yang telah dibeli atau digunakan oleh
konsumen, masalah direspon dengan cepat, layanan yang simpatik, layanan
proaktif ataupun petugas call center yang bertugas untuk mengatasi berbagai
keluhan yang disampaikan oleh nasabah berkaitan dengan pelayanan perbankan).
Beberapa studi
menghubungkan tingkat kepuasan konsumen dengan perilaku konsumen, di mana akan
terdapat beberapa tipe dari konsumen
1)
Konsumen yang puas
2)
Konsumen defectors (konsumen
merasa pelayanan bersifat standar)
3)
Konsumen terrorist (konsumen
yang mempunya pengalaman negatif atas perusahaan).
4)
Konsumen hostages,
(konsumen yang tidak puas atas suatu produk, namun tidak dapat melakukan
pembelian terhadap barang lain)
5)
Konsumen mercenaries (konsumen
yang sangat puas, namun tidak mempunyai kesetiaan terhadap produk tersebut.)
Dalam proses
memahami konsumen juga pengembangan strategi pemasaran yang tepat harus
dipahami apa yang dipikirkan (kognis) dirasakan (pengaruh), dilakukan
(perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh konsumen. Ada lima faktor dominan penentu kualitas jasa:
1)
Tangible (berwujud)
2)
Emphaty
3)
Responsiveness (cepat tanggap)
4)
Reliability (keandalan)
5)
Assurance (kepastian)
Apabila kelima
elemen diatas diperhatikan, diharapkan akan memberi kepuasan kepada konsumen.
Kepuasan adalah fungsi dari perceived performance
(kinerja) dan expectation (harapan).
Makin besar jurang antara apa yang diharapkan dengan kinerja, semakin besar
ketidakpuasan nasabah. Terciptanya kepuasan konsumen/nasabah dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya[8]:
1)
Terjadinya hubungan yang harmonis antara konsumen/nasabah
dengan perusahaan
2)
Terciptanya loyalitas konsumen/nasabah terhadap perusahaan
sehingga ia tidak akan berpaling kepada perusahaan lain.
3)
Terjadinya bentuk isu public yang positif dari mulut ke mulut
(word of mouth).
4)
Terjadinya pembelian ulang (repeated sales).
Kepuasan
nasabah secara umum pada dasarnya tergambar pada dua bentuk pelayanan yaitu:
1.
Material
a.
Gedung yang megah
b.
Layout ruangan yang tertata rapi
c.
Ruangan tunggu yang bersih dan nyaman
d.
Ruangan toilet yang
bersih
e.
Ruangan mushola yang bersih dan nyaman
f.
Penampilan pegawai yang baik.
g.
Mesin ATM yang selalu online dan rapi
h.
Sarana prasarana yang lengkap
2.
Immaterial
a. Ramah, sopan, tanggap dan
akrab
b. pelayanan yang hangat
c. Merasa dihormati/dihargai
d.
Merasa senang dan puas
Nasabah seringkali merasa tidak puas atas pelayanan
yang diberikan perusahaan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain[9]:
a.
Tidak sesuai antara manfaat atau hasil yang diharapkan dengan
kenyataan atau apa yang didapat oleh konsumen
b.
Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
c.
Perilaku personil atau karyawan perusahaan atau bank yang
kurang memuaskan atau mengecewakan pelanggan
d.
Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang,
misalkan layout gedung yang tidak tertata rapi.
e.
Biaya terlalu tinggi, misalkan biaya admnistrasi bulanan yang
terlalu tinggi di atas bank lain atau tingkat bagi hasil yang terlalu
membebankan nasabah.
f.
Promosi iklan yang terlalu berlebihan sehingga seringkali
tidak sesuai dengan kenyataan.
Keluhan konsumen dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
a.
Mechanical complaint (keluhan mekanikal).
Yaitu suatu keluhan yang disampaikan oleh konsumen sehubungan dengan tidak
dapat berfungsinya peralatan atau produk yang dibeli/disampaikan kepada
konsumen tersebut.
b.
Attitudinal complaint (keluhan akibat sikap
karyawan perusahaan). Keluhan ini terjadi karena akibat adanya pelayanan
negatif pada saat melayani konsumen.
c.
Service related complaint (keluhan berkaitan
pelayanan). Yaitu keluhan yang yang muncul terkait dengan pelayanan itu
sendiri.
d.
Unusual complaint (keluhan yang aneh).
Yaitu keluhan dari konsumen yang bagi petugas merupakan keanehan yang tidak
wajar.
Dengan diketahuinya berbagai macam keluhan yang
terjadi, maka diperlukan cara untuk menghadapi keluhan konsumen, antara lain
adalah:
a.
Konsumen biasanya marah atau emosi pada saat menyampaikan
keluhan terutama apabila keluhannya sering tidak ditindaklanjuti. Oleh
karenanya petugas pelayanan yang menerima keluhan tersebut tidak boleh
terpancing untuk ikut marah, tetapi harus mampu menenangkan konsumen tersebut
tanpa harus ikut terbawa emosi.
b.
Petugas pelayanan dalam melayani keluhan tersebut tidak boleh
memberikan janji-janji yang tidak mungkin untuk dipenuhi atau menjanjikan
sesuatu yang berada di luar wewenangnya. Setiap keluhan harus ditindaklanjuti
tanpa memberikan janji yang tidak mungkin terrealisasi
c.
Jika permasalahan tidak dapat terselesaikan sedangkan petugas
sudah berupaya secara maksimal maka petugas harus berani menyatakan tidak mampu
mengatasi permasalahan tersebut secara jujur kepada nasabah atau menyerahkan
penyelesaian masalah tersebut kepada atasan.
d.
Ada konsumen/nasabah yang selalu mengeluh untuk menghadapinya
petugas harus sabar mendengarkan atas segala keluhan yang disampaikan dan
melakukan pendekatan personal secara khusus. Sebab seringkali keluhan nasabah
ini terkait dengan masalah yang sepele, namun bukan berarti keluhan tersebut
tidak harus diperhatikan.
Adapun kiat-kiat menjalin hubungan dengan nasabah antara
lain:
a.
Ketahuilah hobi, kesukaan dan kebiasaannya.
b.
Tunjukkan rasa hormat
c.
Ingat pengalaman dan kebutuhannya
d.
Gunakan bahasanya
e.
Pancing nasabah agar tidak tertutup
f.
Jadikanlah nasabah orang penting
g.
Atasi keberatannya dengan tepat
h.
Jagalah harga dirinya
i.
Bunuhlah rasa sombong anda
j.
Biarkan penghargaan datang sendirinya
Kepuasan nasabah dapat diukur dengan cara:
a.
Sistem keluhan dan saran (complaint
and sugestion system)
b.
Survey kepuasan pelanggan (customer
satisfaction surveys)
c.
Mengadakan pembeli bayangan (ghost shopping)
d.
Analisa pelanggan yang lari (lost customer analysis)
Kajian tentang
kepuasan konsumen akan menjadi dasar yagn penting dalam memutuskan suatu
strategi pemasaran, hasil dari kajiannya akan membantu pemasar untuk:
a.
Merancang bauran pemasaran yang tepat atas suatu produk yang
akan ditawarkan
b.
Menetapkan segmentasi
c.
Memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya
d.
Mengembangkan riset pemasarannya
Analisis
kepuasan konsumen akan memainkan peranan penting pula dalam merancang kebijakan
publik. Bagi pengambil kebijakan bidang ekonomi suatu negara memerlukan kajian
ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka untuk melindungi konsumen.
Bagi kalangan akademisi, kajian ini akan dapat dipergunakan untuk
memperdalam pengetahuan tentang kepuasan konsumen dan bagaimana kaitannya dalam
pengambilan keputusan strategi pemasaran:
a.
Relationship Marketing Strategy
Menjalin hubungan yang baik secara terus menerus
(berkesinambungan) dengan nasabah, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi
hubungan jangka panjang.Nasabah bukan hanya puas tetapi juga loyal pada
bank.Oleh karena itu bank harus terus memelihara dan meningkatkan pelayanannya
sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan nasabah.Bank harus mampu menjalin
tali silaturahmi yang baik dengan nasabah, agar nasabah merasa bank sebagai
rumah kedua mereka.Hal ini menimbulkan word
of mouth yang positif.
Misalkan pihak bank mencatat biodata
diri nasabah, ketika nasabah tersebut berulang tahun diberikan ucapan selamat
baik dengan karangan bunga maupun sekedar kartu ucapan selamat ulang tahun.Hal
ini bertujuan untuk membangun hubungan kekeluargaan antara pihak bank dengan
nasabah.
b.
Strategi Pelayanan Prima
Menawarkan pelayanan yang lebih baik dibandingkan
dengan pesaing. Usaha ini biasanya membentuk biaya yang cukup besar,
tetapi juga memberikan dampak yang besar (positif) kepada nasabah. Secara rinci
strategi pelayanan prima sebagai berikut:
1)
Semua transaksi dilayani/dilaksanakan dengan cepat dan cermat
2)
Melayani kebutuhan nasabah di luar produk yang dijual oleh
bank
3)
Berlaku ramah, sopan dan selalu membantu nasabah
4)
Selalu berusaha mengerti keinginan nasabah
5)
Selalu melayani nasabah dengan tepat waktu.
c.
Strategi Penanganan
Keluhan yang Efisien dan Efektif
Keluhan nasabah itu dapat berupa:
1)
Nasabah tidak memperoleh apa yang dijanjikan bank
2)
Mendapat pelayanan yang kasar/kurang baik
3)
Tidak/kurang diacuhkan oleh petugas bank
4)
Tidak didengar saran-sarannya
5)
Pelayanan lambat dan tidak akurat.
Cara menangani keluhan yang disampaikan oleh konsumen adalah dengan:
a.
Empati terhadap nasabah
yang marah
Dalam menghadapi nasabah yang emosi/marah, petugas
bank harus bersikap empati, artinya mendengarkan keluhan tersebut dengan penuh
pengertian, jangan sampai nasabah kehilangan muka, hindarkan jawaban “saya
tidak dapat membantu anda” atau “bukan tanggung jawab saya”.
b.
Tangani keluhan dengan
cepat dan akurat
Setelah mendengarkan keluhan, memahami masalah yang dihadapi
nasabah, segera hadapi dengan cepat, ramah, dan meyakinkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi
promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain, periklanan, personal
selling, promosi penjualan, dan publisitas. Hal ini dilakukan untuk tujuan
antara lain, memperkenalkan dan menjual jasa-jasa dan produk yang dihasilkan;
agar bank dapat menghadapi saingan dalam pasar yang semakin kompetitif dan
kompleks; dan menjual goodwill image
dan idea yang baik tentang bank bersangkutan.
Strategi
kepuasan nasabah dilakukan dengan relationship marketing strategy, strategi
pelayanan prima dan strategi penanganan keluhan yang efisien dan
efektif.Bertujuan untuk meningkatkan daya jual bank dengan menarik minat
nasabah dengan memberikan pelayanan baik dan ekstra terhadap nasabah.
M. Nur Rianto Al Arif. 2010. Dasar-dasar Pemasaran Bank
Syariah (Bandung: Alfabeta)
Herry Achmad Buchorie dan Djaslim Saladin. 2006. Dasar-dasar
Pemasaran Bank.(Bandung: Linda Karya)
Philip Kotler. 2000. Marketing Management, (New Jersey:
Prentice Hall)
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. (Jakarta: Kencana)
Sutopo dan Adi Suryanto. 2001. Pelayanan Prima. Jakarta: LAN
[1] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar
Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 170
[2]Ibid.
[3]Herry Achmad Buchorie dan Djaslim Saladin, Dasar-dasar Pemasaran Bank, (Bandung: Linda Karya, 2006), hlm. 79
[4]Philip Kotler, Marketing
Management, (New Jersey: Prentice Hall, 2000), hlm. 552-562
[5] Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 177-178
[6]M. Nur Rianto Al-Arif, Op.Cit. hlm. 189
[7]Kotler, Marketing Management, hlm. 287
[8]Buchory dan Djaslim Saladin.Op.Cit. hlm. 115
[9] Sutopo dan Adi Suryanto, Pelayanan
Prima, Jakarta: LAN 2001, hlm. 31-32
Ditulis Oleh : faisalsaleh
Terimakasih atas kunjungan Kamu Karena telah Mau membaca artikel STRATEGI PROMOSI BANK. Tapi Kurang Lengkap Rasanya Jika Kunjunganmu di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Kamu boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikelSTRATEGI PROMOSI BANK ini jika memang bermanfaat bagi kamu, tapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih.
0 komentar:
Post a Comment